PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) membukukan laba bersih senilai Rp405,51 miliar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I/2025. Capaian tersebut tumbuh 12,18% year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp361,46 miliar.
Mengacu laporan keuangan yang dirilis Jumat (25/4/2025), pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan perseroan menjadi Rp1,65 triliun, naik 6,75% yoy dari Rp1,55 triliun. Pendapatan ini didorong oleh pertumbuhan piutang yang dikelola (managed receivables) sebesar 12,8% yoy menjadi Rp25,4 triliun dan piutang pembiayaan bersih (net receivables) yang juga naik 7,6% menjadi Rp22,8 triliun.
Dari sisi pengeluaran, total beban BFI Finance tercatat sebesar Rp1,15 triliun hingga akhir Maret 2025, meningkat 4,49% yoy. Beban bunga menurun secara bertahap, meskipun provisi tercatat masih dalam tren peningkatan.
Secara rasio, return on asset (ROA) BFIN mencapai 8,0%, naik 50 basis poin (bps), sedangkan return on equity (ROE) mencapai 15,5%, tumbuh 60 bps dibandingkan posisi Maret 2024. Sementara itu, gearing ratio tercatat stabil di angka 1,2 kali—masih jauh di bawah ambang batas maksimal 10 kali.
Presiden Direktur BFI Finance, Sutadi, menyampaikan bahwa pertumbuhan ini tidak lepas dari manajemen risiko yang disiplin serta penguatan strategi efisiensi biaya untuk menjaga profitabilitas. Ia menegaskan bahwa perusahaan tetap selektif dalam menjaga kualitas portofolio kredit dengan memperkuat proses underwriting serta kapabilitas collection.
Per 31 Maret 2025, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) tercatat sebesar 0,22% (neto) dan 1,30% (bruto), dengan cakupan penyisihan 2,8 kali. Posisi ini masih lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang berada di level 0,92% (neto) dan 2,87% (bruto), merujuk data OJK per Februari 2025.
“Performa yang baik sepanjang kuartal pertama tahun ini tak lepas dari kelolaan manajemen risiko yang cermat serta efisiensi biaya yang kami lakukan guna menunjang profitabilitas,” ujar Sutadi dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025).
Target dan Aspirasi BFI Finance di 2025
Dari sisi aset, BFI Finance mencatatkan total aset sebesar Rp25,7 triliun per kuartal I/2025, meningkat 6,3% yoy seiring pertumbuhan pembiayaan. Nilai pembiayaan baru mencapai Rp5,9 triliun, melonjak 23,6% yoy, dengan kontributor terbesar berasal dari pembiayaan beragunan BPKB kendaraan roda empat yang tumbuh 31,3% yoy.
Komposisi portofolio masih didominasi oleh:
- Pembiayaan BPKB kendaraan roda dua dan empat: 60%
- Pengadaan kendaraan (baru & bekas): 16,3%
- Pembiayaan alat berat dan mesin: 14,8%
- Pembiayaan properti: 4,9%
- Pembiayaan syariah dan lainnya: 4%
Dari sisi penggunaan dana, pembiayaan untuk modal kerja dan investasi mendominasi dengan nilai Rp19,8 triliun, disusul pembiayaan multiguna sebesar Rp4,8 triliun dan pembiayaan syariah senilai Rp784,8 miliar.
Sutadi menambahkan bahwa kuartal pertama 2025 diwarnai dinamika tinggi akibat volatilitas pasar, ketidakpastian kebijakan ekonomi global, serta ketegangan geopolitik, termasuk dampak perang dagang AS–Tiongkok. Kondisi tersebut turut menekan daya beli, memperlambat investasi, dan memicu fluktuasi nilai tukar serta harga komoditas.
Meski demikian, BFI Finance optimistis terhadap daya tahan ekonomi nasional. Keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuan di level 5,75% turut memberi sinyal positif terhadap inflasi dan stabilitas rupiah.
“Beragam langkah strategis sambil menerapkan prinsip prudent terus kami adaptasikan agar kami tetap dapat mencetak pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” tandas Sutadi.