BI Prediksi The Fed Masih Tahan Suku Bunga, Pasar Tunggu Sinyal Pelonggaran

2 Min Read

Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) masih akan mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 4,25%–4,5% dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung pada 6–7 Mei 2025.

“Pembacaan kami, tampaknya The Fed belum akan menurunkan suku bunga, meskipun kemungkinan mereka akan memberikan sinyal (hint) arah kebijakan ke depan,” ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Erwin Gunawan Hutapea, dalam konferensi pers di Gedung Thamrin, Rabu (7/5/2025).

Erwin menjelaskan bahwa Presiden AS Donald Trump terus memberikan tekanan agar Gubernur The Fed Jerome Powell menurunkan suku bunga demi mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, Powell sejauh ini tetap bersikeras mempertahankan suku bunga guna mengendalikan inflasi yang belum turun sesuai ekspektasi.

“Kelihatannya mereka masih lebih fokus pada inflasi yang laju penurunannya lebih lambat dari proyeksi awal,” ungkap Erwin.

Menurut BI, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat saat ini belum menjadi alasan utama bagi The Fed untuk segera melonggarkan kebijakan moneternya. Erwin menyebut bahwa The Fed belajar dari pengalaman masa pandemi Covid-19, saat keputusan suku bunga terlalu cepat diubah sehingga inflasi melonjak akibat gangguan rantai pasok global dan konflik Rusia-Ukraina.

“Mereka sebelumnya agak terlambat menyesuaikan suku bunga, atau terlalu cepat menurunkannya. Faktor geopolitik dan terganggunya global supply chain membuat inflasi saat itu melonjak tinggi di luar ekspektasi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Erwin menyampaikan bahwa dinamika negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China akan sangat memengaruhi peta perdagangan global. Pasar keuangan dunia kini tengah menanti kepastian arah hubungan ekonomi dua negara tersebut.

“Begitu ada kejelasan dari hasil perundingan, negara-negara bisa mulai menghitung ulang dampaknya terhadap ekonomi masing-masing, dan investor global pun dapat menyesuaikan strategi dalam kondisi peta baru,” pungkasnya.

Share This Article