Pasar kripto menunjukkan tren menguat dalam 24 jam terakhir, namun Bitcoin (BTC) justru terkoreksi seiring dengan sikap hati-hati pelaku pasar, meskipun BTC berada dekat dengan level tertinggi sepanjang masa.
Berdasarkan data Coinmarketcap per Rabu (11/6/2025) pukul 06.20 WIB, kapitalisasi pasar kripto global naik 0,52% menjadi US$3,45 triliun. Namun, harga Bitcoin turun 0,41% ke level US$109.702 per koin, atau sekitar Rp1,76 miliar (dengan asumsi kurs Rp16.124 per dolar AS).
Sebaliknya, Ethereum (ETH) justru melonjak 4,87% menjadi US$2.794 per koin, dan Binance Coin (BNB) turut naik 0,62% menjadi US$669 per koin.
Sentimen Investor Masih Defensif
Dikutip dari CoinDesk, penguatan pasar kripto masih bersifat terbatas karena investor cenderung mengambil posisi defensif. Saham-saham kripto bergerak datar, kecuali saham Semler Scientific (SMLR) yang anjlok 10%, meskipun perusahaan itu menambah portofolio Bitcoin, mengikuti strategi MicroStrategy.
Menariknya, harga saham SMLR saat ini lebih rendah dibandingkan nilai kepemilikan Bitcoin di neraca perusahaan, mencerminkan keraguan pasar terhadap strategi akumulasi aset digital tersebut.
Menurut Vetle Lunde, Kepala Riset di K33 Research, indikator pasar derivatif seperti funding rate menunjukkan bahwa pelaku pasar masih berhati-hati.
“Funding rate dan indikator leverage lainnya memperlihatkan bahwa sentimen belum sepenuhnya pulih, meskipun harga BTC mendekati rekor tertinggi,” tulis Lunde dalam laporan risetnya.
Funding Rate Mengarah Negatif, Reli Masih Diragukan
Data dari Binance menunjukkan bahwa kontrak perpetual swap BTC mencatat funding rate negatif selama beberapa hari pada pekan lalu. Saat ini, rata-rata funding rate tahunan hanya 1,3%, angka yang lebih umum terjadi saat pasar sedang melemah, bukan saat menuju puncak harga.
“Bitcoin biasanya tidak mencapai puncak harga dalam kondisi funding rate yang negatif,” tambah Lunde, seraya mencatat bahwa pola ini justru sering menjadi pertanda awal reli harga.
Sinyal serupa juga terlihat pada aliran dana ke ETF berbasis leverage. Misalnya, ProShares 2x Bitcoin ETF (BITX) saat ini hanya memiliki eksposur setara 52.435 BTC, masih jauh di bawah puncak 76.755 BTC pada Desember 2023. Volume dana masuk pun belum signifikan, menandakan pasar belum sepenuhnya yakin.
Waspada Koreksi Lanjutan
Meski ada potensi teknikal untuk reli, tidak semua analis bersikap optimistis.
“Apakah ini benar-benar breakout yang berkelanjutan? Saya rasa belum tentu. Ini lebih terlihat sebagai bagian dari siklus volatilitas biasa—rally sementara lalu terkoreksi karena perubahan sentimen atau narasi negatif,” ujar Kirill Kretov, analis senior di CoinPanel.
Ia memperkirakan bahwa BTC bisa menguji ulang level support di sekitar US$105.000 hingga US$100.000, jika tekanan jual kembali meningkat dalam waktu dekat.