Dua raksasa investasi global, BlackRock Inc. dan JP Morgan Chase & Co., tercatat kembali menambah kepemilikan saham mereka di emiten tambang Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR), seiring meningkatnya penjualan emas dan nikel sepanjang Januari–April 2025.
Berdasarkan data Bloomberg per Senin (26/5/2025), BlackRock tampak konsisten mengakumulasi saham UNTR sejak April 2025. Setelah sempat memangkas kepemilikannya menjadi 48,95 juta saham pada Maret, BlackRock menaikkan kepemilikan menjadi 49,12 juta saham pada April dan kembali meningkat menjadi 49,29 juta saham pada Mei. Dengan perolehan ini, BlackRock saat ini menempati posisi keempat dalam daftar investor institusi terbesar di UNTR.
Sementara itu, JP Morgan Chase & Co. juga ikut mengoleksi saham UNTR setelah sebelumnya sempat melakukan aksi jual. Pada April 2025, JP Morgan mengurangi kepemilikan dari 9,42 juta menjadi 6,12 juta saham. Namun, pada Mei, perusahaan kembali masuk pasar dengan membeli 221.400 saham, sehingga total kepemilikan meningkat menjadi 6,34 juta saham. Saat ini, JP Morgan menempati posisi ke-15 dalam daftar investor terbesar UNTR.
Konsensus Analis: UNTR Masih Layak Dikoleksi
Masih dari konsensus Bloomberg, sebanyak 23 dari 28 analis atau sekitar 82,1% merekomendasikan beli untuk saham UNTR. Empat analis (14,3%) menyarankan tahan, dan hanya satu analis (3,6%) merekomendasikan jual. Target harga saham UNTR dalam 12 bulan ke depan berada di level Rp28.424 per saham, dengan potential return sebesar 30,8%. Adapun last twelve months (LTM) return saham ini tercatat sekitar 5,3%.
Penjualan Emas dan Nikel UNTR Melonjak
Dalam laporan bulanan terbaru, manajemen UNTR mengungkapkan bahwa volume penjualan emas dari tambang milik Agincourt Resources dan Sumbawa Jutaraya mencapai 90.000 gold equivalent ounces (GEOs) selama periode Januari–April 2025. Volume tersebut naik 36,36% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 66.000 GEOs.
Secara bulanan, penjualan emas pada April 2025 melonjak menjadi 32.000 GEOs dari 20.000 GEOs pada Maret. Penjualan pada Januari dan Februari masing-masing mencapai 18.000 dan 20.000 GEOs.
Dari sisi nikel, UNTR membukukan penjualan sebesar 701.000 wet metric ton (wmt) selama empat bulan pertama 2025, naik 17,22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 598.000 wmt. Penjualan ini terdiri atas 224.000 wmt saprolite dan 476.000 wmt limonite.
Corporate Secretary UNTR, Sara K. Loebis, menyatakan bahwa pihaknya menargetkan volume penjualan emas sebesar 240.000 GEOs pada tahun ini, naik dari realisasi 2024 yang mencapai 230.000 GEOs. “Penjualan emas tahun ini kami proyeksikan mencapai 240.000 GEOs, dari tahun lalu sebesar 230.000 GEOs,” ujarnya.