Boy Thohir Hadiri Indonesia-China Business Reception 2025, Fokus ADRO Masih di Energi Terbarukan

3 Min Read

Presiden Direktur PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO), Garibaldi ‘Boy’ Thohir, turut menghadiri Indonesia-China Business Reception 2025 yang digelar di Jakarta pada Sabtu (24/5/2025). Acara ini difasilitasi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan dihadiri oleh sejumlah pengusaha dari kedua negara, termasuk rombongan bisnis yang mendampingi Perdana Menteri China, Li Qiang.

Meski hadir dalam kapasitas sebagai Ketua Komite Tiongkok Kadin Indonesia (KIKT), Boy Thohir mengaku perusahaannya belum menjalin kerja sama investasi baru dengan mitra asal China. “Belum, belum ada investasi baru. Kami masih fokus eksekusi proyek yang sudah ada dulu,” ujarnya kepada wartawan di Hotel Shangri-La, Jakarta.

- Advertisement -

Menurut Boy, ADRO saat ini sedang fokus mengembangkan proyek-proyek energi terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan tenaga surya (PLTS). “Alamtri kita masih fokus di hidro dan solar, belum ada yang baru untuk saat ini,” tambahnya.

Selain proyek energi bersih, ADRO juga tengah membangun smelter aluminium melalui anak usaha PT Kalimantan Aluminium Indonesia (KAI). Namun, Boy tidak secara spesifik menyebutkan apakah proyek-proyek tersebut akan dikerjasamakan dengan pihak China.

Sebagai Ketua KIKT, Boy menjelaskan bahwa perannya lebih kepada menjembatani proses business matching antara pengusaha Indonesia dan China. “Tugas kami mempertemukan pengusaha dari kedua negara. Tapi keputusan kerja sama di sektor mana, itu tergantung masing-masing perusahaan,” jelasnya.

- Advertisement -

Boy menyebut terdapat sekitar 30 grup perusahaan asal China yang ikut dalam forum tersebut. Dari pihak Indonesia, sejumlah konglomerat nasional juga hadir, seperti Anthony Salim dan Edwin Soeryadjaya. “Hampir semua grup besar hadir, alhamdulillah,” katanya.

Dalam sesi pameran bisnis yang digelar sebelum acara resepsi, delapan klaster industri kerja sama Indonesia-China turut ditampilkan. Boy menyebutkan beberapa sektor unggulan yang dipamerkan, seperti teknologi kereta cepat, pesawat terbang, hilirisasi industri, kecerdasan buatan (AI), kesehatan, pendidikan, perikanan, dan kelautan.

Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dalam kesempatan terpisah menjelaskan bahwa proyek-proyek yang akan dibahas secara bilateral selama kunjungan PM Li Qiang merupakan proyek baru. Bidang-bidang kerja sama yang dijajaki mencakup sektor transportasi, pengembangan klaster industri, hilirisasi mineral, dan industri kimia.

“Kerja sama dilakukan tidak hanya dengan BUMN, tapi juga menggandeng perusahaan swasta lainnya. Ada juga pengembangan gerbong kereta api, downstream baterai kendaraan listrik (EV battery), serta proyek-proyek kimia lainnya,” terang Rosan.

Share This Article