BPJS Ketenagakerjaan berpeluang besar mengantongi dividen jumbo dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), berkat kepemilikan saham yang menjadi salah satu terbesar di antara investor publik.
TLKM akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (27/5/2025) pukul 16.00 WIB. Dalam rapat tersebut, salah satu agenda utama adalah penetapan dividen atas kinerja tahun buku 2024. Sebagai informasi, emiten pelat merah ini membukukan laba bersih sebesar Rp23,6 triliun pada 2024, terkoreksi 3,7% secara tahunan dari Rp24,56 triliun di 2023.
Analis CGS International Sekuritas, Bob Setiadi, memperkirakan TLKM akan mengusulkan rasio dividen yang lebih tinggi dibanding tahun lalu, yakni 72% dari laba bersih. Untuk tahun buku 2023, TLKM telah membagikan dividen sebesar Rp17,68 triliun atau setara Rp178,5 per saham. Dalam laporan tahunan 2024, TLKM mengindikasikan rentang pembagian dividen untuk tahun 2025 berada di kisaran 60% hingga 90% dari laba bersih.
Simulasi Pembagian Dividen TLKM
Dengan total saham beredar sebesar 99,06 miliar (data KSEI per April 2025), berikut proyeksi nilai dividen per saham berdasarkan tiga skenario rasio pembayaran:
- 72%: Rp171,53 per saham
- 75%: Rp178,68 per saham
- 80%: Rp190,59 per saham
Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2024, BPJS Ketenagakerjaan tercatat sebagai investor publik dengan porsi kepemilikan terbesar, yaitu 2,39% saham TLKM melalui Program Jaminan Hari Tua (JHT), serta tambahan 0,42% dari Program Jaminan Pensiun. Total kepemilikan BPJS Ketenagakerjaan di TLKM mencapai 2,81%.
Dengan asumsi tidak ada perubahan kepemilikan, berikut proyeksi dividen yang diterima BPJS Ketenagakerjaan dari TLKM:
- Rp171,53/saham: Rp477,47 miliar
- Rp178,68/saham: Rp497,38 miliar
- Rp190,59/saham: Rp530,53 miliar
Sebagai perbandingan, investor asing seperti Vanguard yang menggenggam 0,66% saham TLKM hanya akan menerima dividen sekitar Rp112,15 miliar hingga Rp124,61 miliar, tergantung skenario pembagian.
Rekomendasi Saham TLKM Tetap Positif
Dari sisi prospek harga saham, TLKM masih mendapat sentimen positif. Konsensus Bloomberg mencatat bahwa 34 dari 41 analis memberikan rekomendasi buy, sementara sisanya memilih hold.
Beberapa rekomendasi harga target untuk saham TLKM antara lain:
- Mirae Asset Sekuritas: Rp3.200 (accumulate)
- Trimegah Sekuritas: Rp3.110 (buy)
- Panin Sekuritas: Rp3.000 (buy)
- BCA Sekuritas: Rp3.350 (buy)
- Macquarie: Rp2.500 (neutral)
- JP Morgan: Rp2.800 (neutral)
- UOB KayHian: Rp2.700 (hold)
Namun demikian, analis Bloomberg Intelligence, Chris Muckensturm, menilai transformasi digital TLKM mungkin hanya memberi dorongan laba yang terbatas pada 2025. Konsumsi rumah tangga yang lemah dapat menghambat monetisasi sektor konektivitas.
Muckensturm juga menyoroti pentingnya strategi fixed-mobile convergence dalam mendorong pertumbuhan jumlah pelanggan TLKM. Namun, tantangan terbesar tetap pada upaya menahan penurunan pendapatan rata-rata per pengguna (Average Revenue Per User/ARPU), terutama di tengah gempuran kompetitor yang melakukan merger dan memperketat persaingan di pasar 4G.
Di sisi lain, rencana buyback saham serta potensi kenaikan dividen menjadi dua katalis utama yang dinilai mampu menjaga kepercayaan investor terhadap saham TLKM.