Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menepis anggapan bahwa turunnya daya beli masyarakat menjadi penyebab utama menurunnya pendapatan pelaku UMKM. Menurutnya, penyebab utama banyak UMKM merosot bahkan sampai gulung tikar justru terletak pada strategi bisnis yang tidak tepat sasaran.
“Langsung saja dikambinghitamkan daya beli masyarakat menurun. Padahal sebenarnya bukan karena daya beli masyarakat,” tegas Maman saat membuka acara #KotaMasaDepan ‘Berani Digital’ di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (2/6/2025).
Strategi Instan Dinilai Jadi Boomerang
Maman menyoroti kecenderungan sejumlah pelaku UMKM yang mengandalkan strategi instan, seperti menggandeng influencer ternama, demi menaikkan popularitas produk secara cepat. Meski metode ini sah digunakan, ia menekankan pentingnya menjaga kualitas produk dan membangun fondasi bisnis yang kuat.
Ia mencontohkan kasus di mana sebuah UMKM sempat berkembang pesat setelah dibantu promosi oleh influencer. Namun dalam waktu beberapa tahun, bisnis tersebut tumbang karena ekspansi yang tidak diiringi peningkatan kualitas.
“Setelah tiga sampai empat tahun, usaha mereka malah rontok, collapse. Mereka terjebak dalam pola dagang instan yang tidak memperhatikan kualitas jangka panjang,” ungkapnya.
Fokus pada Kualitas dan Evaluasi Produk
Dalam kesempatan itu, Maman mengimbau para pelaku UMKM untuk membangun usaha dari dasar yang kokoh. Fokus utama, katanya, harus diberikan pada kualitas produk, kekuatan modal, serta evaluasi berkelanjutan terhadap proses produksi dan layanan.
“Menurut saya, jangan buru-buru ingin besar. Fokus dulu saja membangun kualitas dan memperkuat fundamental usaha. Saya yakin, kalau itu konsisten dilakukan, usaha pasti akan berkembang,” pungkasnya.