PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) resmi memutuskan untuk tidak membagikan dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2024. Seluruh laba bersih senilai Rp4,36 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan guna memperkuat struktur modal dan mendukung ekspansi usaha.
Keputusan tersebut telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Kamis (19/6/2025) di BSD City, Tangerang. Direktur BSDE, Hermawan Wijaya, menyampaikan bahwa dari total laba bersih tersebut, sebesar Rp2 miliar dialokasikan sebagai dana cadangan wajib. Sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja serta pengembangan proyek-proyek properti di berbagai wilayah Indonesia.
“Dengan tidak dibagikannya dividen, kami memperkuat struktur permodalan agar lebih optimal dalam pengembangan proyek ke depan,” jelas Hermawan dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain agenda dividen, RUPST juga menyetujui pengangkatan kembali jajaran direksi dan dewan komisaris untuk masa jabatan hingga akhir 2029. Franciscus Xaverius R.D. tetap menjabat sebagai Presiden Direktur, sementara Michael Jackson Purwanto Widjaja mengisi posisi Wakil Presiden Direktur.
Kinerja Keuangan Kuartal I/2025 Melemah
Dari sisi kinerja, BSDE mencatatkan penurunan laba signifikan pada kuartal I/2025. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turun 77,69% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp320,62 miliar, dari Rp1,43 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan laba bersih ini sejalan dengan anjloknya pendapatan usaha sebesar 28,44% YoY menjadi Rp2,7 triliun dari sebelumnya Rp3,77 triliun. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 31 Maret 2025, pelemahan terbesar terjadi pada segmen real estat yang mencatatkan penurunan 29,46% YoY menjadi Rp2,49 triliun.
Penjualan tanah dan bangunan turut melemah tajam sebesar 35,22% menjadi Rp2,07 triliun. Namun, penjualan properti strata title justru tumbuh 43,31% menjadi Rp225,3 miliar, memberikan sedikit penopang pada performa perusahaan.
Beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp1 triliun, turun 10,62% dari periode sebelumnya. Dengan demikian, BSDE mengantongi laba kotor sebesar Rp1,69 triliun, atau turun 36% dibandingkan kuartal I/2024 yang mencapai Rp2,65 triliun.
Struktur Keuangan Masih Kokoh
Meski laba tertekan, posisi keuangan BSDE tetap solid. Total aset per akhir Maret 2025 tercatat sebesar Rp75,92 triliun. Di sisi lain, liabilitas perusahaan mengalami penurunan menjadi Rp27,47 triliun dari sebelumnya Rp28,70 triliun. Adapun ekuitas meningkat 2,38% menjadi Rp48,45 triliun.
Hermawan optimistis bahwa prospek bisnis 2025 tetap menjanjikan, terutama dengan dukungan fundamental pasar properti serta kebijakan pemerintah dalam mendorong pembangunan infrastruktur nasional.
“Dengan struktur keuangan yang kuat dan posisi strategis di industri properti, kami yakin BSDE mampu mencatat pertumbuhan yang berkelanjutan,” tutupnya.