Sejumlah emiten pelat merah dari sektor perbankan hingga pertambangan kompak membagikan dividen besar kepada para pemegang saham, seiring terbentuknya superholding BUMN bernama Danantara. Momentum ini turut mendorong reli saham-saham BUMN yang tergabung dalam indeks IDX BUMN20.
Teranyar, emiten tambang anggota holding MIND ID resmi membagikan dividen jumbo usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Kamis, 12 Juni 2025.
PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) memutuskan membagikan dividen senilai Rp3,82 triliun atau setara Rp332,26 per saham dari laba tahun buku 2024, setara 75% dari total laba bersih. Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menyebut keputusan tersebut merupakan bagian dari aspirasi MIND ID selaku pemegang saham utama.
Sementara itu, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga menggelontorkan dividen total Rp3,6 triliun atau Rp151,77 per saham, setara 100% dari labanya tahun lalu. PT Timah Tbk. (TINS) tak ketinggalan, dengan dividen Rp474,65 miliar atau Rp63,73 per saham, mewakili 40% dari laba bersih.
Dari sektor perbankan, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pun sudah lebih dahulu mengumumkan pembagian dividen besar. PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) menebar dividen Rp43,5 triliun (Rp466,18/saham) dengan dividend payout ratio (DPR) 78%, disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) sebesar Rp51,74 triliun (Rp343,40/saham) atau 85,32%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) sebesar Rp13,95 triliun (Rp374,05/saham) atau 65%.
Selain itu, beberapa emiten BUMN non-keuangan juga ikut serta, seperti PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) yang membagikan Rp21,04 triliun (Rp212,4/saham) atau 89% dari laba, serta PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) dengan rasio dividen 90,13% atau Rp648,75 miliar.
Berikutnya, PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) membagikan Rp1,13 triliun (Rp156,23/saham), sedangkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dan PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) masing-masing membagikan US$271,54 juta dan US$136,4 juta—setara 80% dan 85,11% dari laba mereka.
Deretan Dividen Jumbo BUMN Tahun Buku 2024:
No | Emiten | Dividen | DPS | DPR (%) |
---|---|---|---|---|
1 | BMRI | Rp43,5 triliun | Rp466,18 | 78 |
2 | BBRI | Rp51,74 triliun | Rp343,40 | 85,32 |
3 | BBNI | Rp13,95 triliun | Rp374,05 | 65 |
4 | BBTN | Rp751,83 miliar | Rp53,57 | 25 |
5 | BRIS | Rp1,05 triliun | Rp22,78 | 15 |
6 | TLKM | Rp21,04 triliun | Rp212,4 | 89 |
7 | SMGR | Rp648,75 miliar | Rp96,21 | 90,13 |
8 | JSMR | Rp1,13 triliun | Rp156,23 | 25 |
9 | PGAS | US$271,54 juta | Rp182,08 | 80 |
10 | PGEO | US$136,4 juta | Rp53,09 | 85,11 |
11 | ELSA | Rp285,47 miliar | Rp39,11 | 42 |
12 | MTEL | Rp1,47 triliun | Rp18,09 | 70 |
13 | PTBA | Rp3,82 triliun | Rp332,26 | 75 |
14 | ANTM | Rp3,6 triliun | Rp151,77 | 100 |
15 | TINS | Rp474,65 miliar | Rp63,73 | 40 |
IDX BUMN20 Melonjak 5,32% YTD, Saham ANTM Naik 116%!
Sentimen positif dari tebaran dividen turut mendorong performa saham BUMN. IDX BUMN20 tercatat menguat 5,32% secara year to date (YTD) ke level 372,17 pada Jumat, 13 Juni 2025. Sejumlah saham BUMN melesat tajam:
- ANTM: +116,39% YTD ke Rp3.300
- BBNI: +13,72% YTD ke Rp4.540
- TLKM: +9,07% YTD ke Rp2.740
- PGAS: +16,26% YTD ke Rp1.670
- BBRI: +3,73% YTD ke Rp4.000
- PGEO: +53,48% YTD ke Rp1.435
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, menyebut momentum pembagian dividen jumbo menjadi catalyst kuat bagi reli saham BUMN dalam jangka pendek hingga menengah.
“Dividen royal tentu jadi sentimen positif, apalagi dibarengi kenaikan rasio DPR dan pembentukan Danantara yang mempertegas strategi jangka panjang pemerintah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Felix Darmawan dari Panin Sekuritas, yang menilai bahwa kinerja fundamental BUMN yang solid tercermin dari kemampuan membayar dividen tinggi, seperti BBRI dan BMRI.
“Langkah strategis seperti Danantara menjadi daya tarik tambahan dan memperkuat daya saing emiten BUMN di mata investor,” jelasnya.
Namun demikian, Felix mengingatkan bahwa risiko seperti intervensi politik dan ketimpangan tata kelola tetap menjadi tantangan yang harus diwaspadai.
Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas menambahkan bahwa sektor perbankan terdorong oleh kebijakan penurunan suku bunga Bank Indonesia yang mendukung pertumbuhan kredit.
“Saham BUMN masih menarik, namun investor harus tetap selektif dan mencermati implementasi tata kelola perusahaan yang baik,” tutupnya.