Pasar saham Indonesia mencatatkan pergerakan tajam sepanjang periode 14–16 Mei 2025. Sejumlah saham membukukan kenaikan signifikan, dengan lonjakan hingga 67%, sementara sebagian lainnya justru mengalami tekanan besar hingga puluhan persen.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) mencatatkan kenaikan paling tinggi dan berhasil memimpin deretan top gainers pekan ini. Harga saham FITT melonjak 67,9% dari Rp156 menjadi Rp262 per saham.
Berikut daftar lengkap saham top gainers selama periode 14–16 Mei 2025:
- FITT naik 67,9% ke Rp262
- AKSI (PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk) melonjak 47% ke Rp278
- SSTM (PT Sunson Textile Manufacturer Tbk) melesat 41,8% ke Rp234
- COCO (PT Wahana Interfood Nusantara Tbk) meningkat 38,5% ke Rp97
- STRK (PT Lovina Beach Brewery Tbk) naik 38% ke Rp69
- BBSS (PT Bumibenowo Sukses Sejahtera Tbk) melompat 35% ke Rp270
- PGEO (PT Pertamina Geothermal Energy Tbk) naik 34,3% ke Rp1.270
- TGUK (PT Platinum Wahab Nusantara Tbk) naik 33,3% ke Rp104
- SMGA (PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk) menguat 25,7% ke Rp83
- LMPI (PT Langgeng Makmur Industri Tbk) menguat 23% ke Rp160
Di sisi lain, sejumlah saham mencatatkan koreksi tajam dan masuk dalam daftar top losers. Saham PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) menjadi yang paling terpuruk dengan penurunan 37,5% dari Rp152 menjadi Rp95.
Berikut daftar saham top losers pekan ini:
- DKHH anjlok 37,5% ke Rp95
- KBLV (PT First Media Tbk) jatuh 35,2% ke Rp66
- NAIK (PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk) turun 24,7% ke Rp262
- BCAP (PT MNC Financial Services Tbk) melemah 14,1% ke Rp67
- SKBM (PT Sekar Bumi Tbk) terkoreksi 12,9% ke Rp412
- SKRN (PT Superkrane Mitra Utama Tbk) turun 12,3% ke Rp412
- CSAP (PT Catur Sentosa Adiprana Tbk) turun 12% ke Rp278
- HRTA (PT Hartadinata Abadi Tbk) terkikis 11,9% ke Rp590
- CENT (PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk) melemah 11,8% ke Rp97
- TPMA (PT Trans Power Marine Tbk) turun 11,3% ke Rp625
Dengan pergerakan yang cukup ekstrem pekan ini, investor disarankan untuk mencermati fundamental emiten serta tren pasar yang tengah berlangsung, termasuk sentimen makroekonomi global dan domestik yang memengaruhi harga saham.