Emas Rebound Usai Sentuh Level Terendah, Tapi Masih Catat Koreksi Mingguan Kedua

2 Min Read

Harga emas menguat pada Jumat (2/5/2025) setelah sempat merosot ke level terendah dalam dua pekan terakhir. Namun, meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China serta kuatnya data ketenagakerjaan AS membuat logam mulia ini tetap menutup pekan dengan pelemahan.

Berdasarkan data pasar spot, harga emas naik 0,5% ke posisi US$ 3.255,01 per ons, usai tergelincir ke titik terendah sejak 14 April pada perdagangan Kamis (1/5/2025). Di sisi lain, kontrak berjangka emas di AS mencatat kenaikan 1,3% dan ditutup di level US$ 3.262,10 per ons.

Meskipun mencatat penguatan harian, sepanjang pekan ini harga emas tetap terkoreksi sebesar 2,1%. Koreksi ini terjadi tak lama setelah harga emas sempat menembus rekor all time high di US$ 3.500,05 per ons pada 22 April lalu.

Penguatan harga emas tertahan seiring kabar positif dari jalur diplomatik antara Washington dan Beijing. Kementerian Perdagangan China menyampaikan bahwa Amerika Serikat menunjukkan kesediaan untuk melanjutkan dialog tarif, dan China menyambut baik ajakan tersebut. Sentimen ini menurunkan permintaan emas sebagai aset lindung nilai (safe haven).

“Level US$ 3.500 kemungkinan menjadi batas atas untuk harga emas dalam waktu dekat, terutama jika terjadi kemajuan dalam negosiasi dagang dan investor mulai beralih ke aset berisiko,” ujar Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures.

Efek Data Ketenagakerjaan AS

Harga emas juga sempat memangkas penguatannya setelah data nonfarm payroll (NFP) AS menunjukkan penambahan 177.000 lapangan kerja pada April. Angka ini mengungguli estimasi konsensus sebesar 130.000, meskipun revisi untuk bulan Maret menunjukkan penurunan menjadi 185.000 dari sebelumnya 228.000.

Kendati demikian, para analis menilai data ketenagakerjaan ini masih tergolong backward-looking, belum sepenuhnya mencerminkan dampak lanjutan dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang dinamis.

Rilis NFP ini turut menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve pada Juni mendatang. Sebagai konsekuensinya, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mengalami kenaikan, sehingga menekan daya tarik emas yang tidak menawarkan imbal hasil tetap.

Share This Article