PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), pengelola gerai KFC di Indonesia, memutuskan untuk melepas 20% kepemilikan sahamnya di PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI) guna memperkuat struktur permodalan dan memperbaiki arus kas perusahaan.
Direktur FAST, Dio May Avico, menyampaikan bahwa saat ini perseroan masih menggenggam 70% saham di PT JAI, namun akan melepas sebagian kepemilikannya kepada dua pihak swasta, yakni PT Shankara Fortuna dan PT Santosa Bersama Mitra. “PT Shankara Fortuna akan membeli 15%, dan PT Santosa Bersama Mitra mengambil 5%. Totalnya sekitar 55.836 lembar saham yang akan kami alihkan,” ujar Dio usai RUPSLB di Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Transaksi pelepasan saham ini diperkirakan akan menghasilkan dana segar sebesar Rp70 miliar bagi FAST. Dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja serta memperbaiki posisi cash flow perusahaan yang tertekan selama 2024. Meski kepemilikan saham berkurang, Dio menegaskan FAST masih akan menjadi pemegang saham mayoritas dan tetap mengendalikan JAI. “Rantai pasok tetap aman, tidak akan ada gangguan pada operasional,” tegasnya.
Di luar aksi divestasi, FAST juga tengah menggalang tambahan modal melalui skema private placement yang melibatkan dua pemegang saham utama, yakni PT Gelael Pratama dan PT Indoritel Makmur International Tbk. (DNET), entitas dalam Grup Salim.
Lewat skema ini, FAST akan menerbitkan 533,33 juta saham baru dengan harga pelaksanaan Rp150 per saham. Dari aksi ini, perusahaan diproyeksikan mengantongi tambahan dana sebesar Rp80 miliar. “Dana ini akan kami gunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek dan memperkuat working capital. Tujuannya adalah efisiensi dan pemulihan kondisi keuangan,” jelas Dio.
Setelah aksi private placement rampung, struktur permodalan FAST akan meningkat signifikan dari Rp127,7 juta menjadi Rp207,7 juta. Sementara itu, rasio liabilitas terhadap ekuitas perseroan membaik dari 26,63 kali menjadi 15,99 kali.
