FKS Food Genjot Penjualan Lewat Kemasan Ekonomis dan Kolaborasi UMKM

2 Min Read

Produsen makanan ringan Taro, PT FKS Food Sejahtera Tbk. (AISA), menyiapkan berbagai strategi untuk menjaga kinerja penjualan di tengah pelemahan daya beli masyarakat. Direktur Utama AISA, Gerry Mustika, mengatakan perusahaan berupaya memastikan produk-produknya tetap terjangkau dan mudah diakses konsumen, tanpa mengorbankan kualitas.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah memperluas penetrasi pasar lewat kemitraan langsung dengan pelaku UMKM serta memproduksi varian kemasan mini dan harga ekonomis.

- Advertisement -

“Kami mulai menghadirkan produk-produk seperti Taro seharga Rp1.000 dan Rp2.000, serta Mie Kremez dan Mocabe di harga Rp2.000. Ini bagian dari upaya kami agar produk tetap dapat dinikmati masyarakat luas di tengah kondisi ekonomi yang menantang,” ujar Gerry, dikutip Selasa (3/6/2025).

Meski fokus pada kemasan kecil, AISA tetap menyediakan kemasan menengah dan besar untuk menjangkau berbagai segmen konsumen. Selain strategi harga, AISA juga memperluas distribusi dengan menjalin kemitraan langsung bersama UMKM, pedagang kuliner, serta institusi seperti sekolah.

“Kami aktif menjangkau dan masuk ke segmen-segmen ini agar produk kami hadir langsung di tengah masyarakat,” tambah Gerry.

- Advertisement -

Sementara itu, Andri Riyadi, VP Cooking Food Division PT FKS Food Sejahtera, menyampaikan bahwa program Gedor (Goes to Food Vendor) menjadi langkah strategis untuk mendorong penjualan tiga produk utama perusahaan, yakni Mie & Bihun Superior, Mie Cap Ayam 2 Telor, dan Bihun Tanam Jagung.

“Melalui Gedor, kami mendatangi langsung para pelaku UMKM untuk mendorong perekonomian masyarakat sekaligus mengedukasi pentingnya bahan baku berkualitas dan higienis. Kami ingin makanan lokal dan street food tetap terjaga mutunya,” ujar Andri.

Upaya tersebut mulai membuahkan hasil. Pada Kuartal I/2025, AISA mencatatkan kinerja keuangan yang solid. Laba bersih melonjak 222% year-on-year menjadi Rp34,93 miliar dari sebelumnya Rp10,85 miliar. Penjualan neto pun naik 4,5% secara tahunan menjadi Rp481,47 miliar, didorong terutama oleh segmen makanan pokok.

Langkah AISA menyasar pasar bawah lewat kemasan ekonomis serta dukungan terhadap UMKM dinilai sebagai strategi adaptif dalam menghadapi tantangan daya beli konsumen yang sedang menurun.

Share This Article