Emiten kopi lokal, PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE), resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (14/4), menjadi perusahaan ke-12 yang melakukan penawaran saham perdana (IPO) di tahun 2025.
Dalam aksi korporasi ini, FORE melepas sebanyak 1,88 miliar lembar saham baru dengan harga penawaran Rp188 per saham. Jumlah tersebut setara dengan 21,08% dari total modal disetor setelah IPO, dan berhasil mengantongi dana sebesar Rp353,44 miliar.
Hari pertama perdagangan saham FORE di pasar modal langsung disambut antusias. Saham perusahaan melesat 34,04% ke level Rp252, menyentuh batas auto reject atas (ARA) pada sesi pembukaan.
Minat investor terhadap saham FORE sangat tinggi, tercermin dari kelebihan permintaan (oversubscription) yang mencapai lebih dari 200 kali. Berdasarkan data dari sistem e-IPO, sebanyak 114.873 investor tercatat mengikuti penjatahan terpusat pada 10 April lalu.
Dalam prospektusnya, manajemen FORE mengungkapkan bahwa dana hasil IPO akan difokuskan pada ekspansi jaringan gerai. Sekitar Rp275 miliar akan digunakan untuk membuka 140 gerai baru di berbagai wilayah strategis, termasuk Jabodetabek, Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Bali, yang akan direalisasikan secara bertahap sepanjang 2025 hingga 2026.
Selain itu, sekitar Rp60 miliar akan diberikan sebagai tambahan modal kepada anak usaha, PT Cipta Favorit Indonesia, guna membangun sekitar 30 gerai tambahan. Sisa dana sebesar Rp18,44 miliar akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja, seperti pembelian bahan baku, pembayaran sewa, dan utilitas.
FORE juga menetapkan kebijakan dividen yang menarik bagi investor, dengan komitmen membagikan setidaknya 40% dari laba bersih setelah pajak, selama memenuhi persyaratan hukum dan kondisi keuangan yang memungkinkan.
CEO sekaligus Co-Founder FORE, Vico Lomar, menyampaikan bahwa pencatatan saham di BEI merupakan langkah strategis untuk membawa perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi, dengan komitmen pada tata kelola perusahaan yang transparan dan akuntabel.
“Langkah ini menandai awal baru dalam perjalanan kami. Fokus kami adalah investasi jangka panjang untuk memperkuat bisnis, memperluas pasar, dan terus menghadirkan kopi berkualitas dengan harga terjangkau,” ujar Vico.
Untuk tahun ini, perusahaan menargetkan pembukaan 55 gerai baru, sehingga total jaringan nasional akan mencapai 300 gerai, termasuk ekspansi ke kota-kota lapis kedua dan ketiga, serta wilayah Indonesia timur.
Dengan strategi ekspansi agresif ini, FORE optimistis mampu membukukan pertumbuhan laba sebesar 70% hingga 80% sepanjang 2025.
Meski pertumbuhan domestik menjadi prioritas, perusahaan telah menetapkan visi jangka panjang untuk memiliki hingga 600 gerai dalam lima tahun mendatang. Namun, ekspansi ke luar negeri belum menjadi fokus utama.
“Potensi pasar dalam negeri masih sangat besar dan kami ingin memaksimalkannya,” pungkas Vico.