Grup Salim dan Gelael Suntik Dana Rp80 Miliar ke Fast Food Indonesia, Siap Genjot Efisiensi dan Kinerja

4 Min Read

Grup Salim dan Grup Gelael kompak memberikan suntikan modal kepada PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), pemegang lisensi waralaba KFC dan Taco Bell di Indonesia, guna memperkuat kinerja operasional dan keuangan perusahaan. Melalui skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD), Fast Food meraup dana segar sebesar Rp80 miliar.

Dalam keterbukaan informasi, FAST menerbitkan 533,33 juta saham baru dengan harga pelaksanaan Rp150 per saham. PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET), entitas milik Grup Salim, mengambil bagian sebesar 266,66 juta saham atau setara Rp40 miliar pada Senin (2/6/2025).

- Advertisement -

“Perseroan telah melakukan setoran modal sebesar Rp40.000.000.050 kepada entitas asosiasi yaitu FAST dalam rangka PMTHMETD,” ungkap Corporate Secretary Indoritel, Kiki Yanto Gunawan.

Dengan aksi ini, kepemilikan Indoritel di FAST naik dari 35,84% menjadi 37,51%. Sementara itu, sisa saham baru diambil oleh PT Gelael Pratama, yang membuat kepemilikannya meningkat dari 40% menjadi 41,18%.

Investor Terdilusi, Dana Digunakan untuk Efisiensi dan Operasional

Langkah ini berdampak pada dilusi kepemilikan investor lain hingga 11,79%. Rinciannya, BBH Luxembourg turun dari 7,9% menjadi 6,97%, kepemilikan publik dari 16,18% menjadi 14,27%, dan saham tresuri dari 0,08% menjadi 0,07%.

- Advertisement -

Dari dana hasil private placement, sekitar Rp52 miliar akan digunakan untuk pengadaan persediaan dan pembayaran kewajiban jangka pendek. Sisanya sebesar Rp28 miliar dialokasikan untuk mendanai program efisiensi karyawan, termasuk pesangon, tunjangan pemutusan hubungan kerja, dan kompensasi lainnya.

Manajemen FAST menjelaskan bahwa efisiensi ini penting untuk mendukung perbaikan kinerja keuangan dan menjaga keberlangsungan usaha di tengah dinamika pasar. Penggunaan dana eksternal dipilih agar tidak mengganggu likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan yang sedang fokus pada pengembangan bisnis.

“Dengan pendekatan ini, Perseroan dapat melaksanakan restrukturisasi secara terencana dan berkelanjutan, sekaligus menjaga kinerja keuangan Perseroan dan mendukung pertumbuhan usaha ke depan,” terang manajemen dalam surat klarifikasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Jumlah Karyawan Menyusut, Beban Operasional Turun

Laporan keuangan terbaru menunjukkan bahwa jumlah karyawan FAST per kuartal I/2025 tercatat 12.918 orang, turun dari 13.106 pada akhir 2024. Pengurangan ini sudah mulai menunjukkan dampak positif terhadap efisiensi biaya operasional.

Beban gaji FAST menurun dari Rp247,5 miliar pada kuartal I/2024 menjadi Rp229,68 miliar pada kuartal I/2025. Sementara itu, imbalan kerja karyawan anjlok tajam dari Rp25,44 miliar menjadi hanya Rp2,29 miliar.

Pendapatan Naik, Rugi Menyusut Signifikan

Meski menghadapi tantangan, pendapatan FAST pada kuartal I/2025 tercatat tumbuh tipis dari Rp1,18 triliun menjadi Rp1,2 triliun secara tahunan (year-on-year). Namun, beban yang masih tinggi membuat perusahaan mencatatkan rugi bersih Rp36,78 miliar, meski ini jauh membaik dibanding kerugian Rp196,21 miliar pada periode sama tahun lalu.

Di sisi lain, sentimen pasar terhadap saham FAST langsung menguat pasca pengumuman private placement. Harga saham yang sempat stagnan di level Rp161–182 sepanjang Mei, melonjak tajam hingga menyentuh puncak Rp350 per lembar pada 23 Mei 2025.

Namun, koreksi terjadi pada awal Juni. Pada perdagangan Senin (2/6), saham FAST terkoreksi 12,58% ke level Rp264 per lembar, dan secara year-to-date telah terkoreksi 15,38%.

Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.

Share This Article