Harga Emas Melemah, Pasar Waspadai Hasil Perundingan AS-China

3 Min Read

Harga emas global melemah seiring kehati-hatian investor yang memantau perkembangan terbaru dari perundingan dagang antara Amerika Serikat dan China. Jika tercapai kesepakatan, ketegangan perdagangan berpotensi mereda dan prospek ekonomi global membaik—kondisi yang biasanya menekan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu pagi (11/6/2025) pukul 06.26 WIB, harga emas di pasar spot turun 0,12% ke US$3.319,47 per ons, sementara emas berjangka AS melemah 0,3% ke US$3.343,40 per ons.

- Advertisement -

Kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,2% terhadap sejumlah mata uang utama juga turut menekan emas, karena membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pemegang mata uang non-dolar.

David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, menyatakan bahwa dalam beberapa sesi terakhir, harga emas memang menunjukkan tren penurunan dari level tertingginya. Penurunan ini, menurutnya, dipicu oleh sentimen positif atas kelanjutan negosiasi antara AS, China, Inggris, dan Rusia.

Negosiasi AS-China Jadi Fokus Utama

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengungkapkan bahwa pembicaraan dengan China berjalan konstruktif dan dijadwalkan berlangsung sepanjang hari. Pada hari kedua, kedua negara disebut tengah mengupayakan terobosan terkait kontrol ekspor, yang selama ini menjadi sumber ketegangan tambahan.

- Advertisement -

Jika kesepakatan tercapai, emas kemungkinan kehilangan daya tariknya sebagai aset perlindungan nilai, karena logam ini biasanya diminati saat terjadi ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

“Investor sebenarnya menantikan koreksi harga emas ke kisaran US$3.100 per ons, tapi saat ini pasar masih menunggu hasil konkret dari perundingan AS-China,” ujar Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures.

Pergerakan Logam Mulia Lainnya

Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami pelemahan:

  • Perak spot turun 0,5% ke US$36,53 per ons
  • Platinum terkoreksi 0,5% ke US$1.213,08 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak Mei 2021
  • Paladium merosot 1,2% ke US$1.061,85 per ons

Pedagang logam mulia di Heraeus Metals Jerman, Alexander Zumpfe, menjelaskan bahwa kenaikan harga platinum sebelumnya ditopang oleh kombinasi kekhawatiran pasokan, lonjakan minat spekulatif, dan penguatan di pasar logam mulia secara keseluruhan.

Namun, paladium tertinggal karena memiliki basis permintaan yang lebih sempit serta daya tarik investasi yang relatif rendah.

Sementara itu, pasar tengah menantikan rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang dijadwalkan keluar hari ini waktu setempat, yang bisa memberikan arah baru terhadap pergerakan harga emas dan logam lainnya.

Share This Article