Harga Emas Stagnan di Tengah Konflik Geopolitik dan Sinyal Hawkish The Fed

3 Min Read

Harga emas bergerak datar pada perdagangan Jumat (20/6/2025), ditopang oleh ketegangan geopolitik global namun tertahan oleh sentimen hawkish dari Federal Reserve (The Fed). Kondisi ini menempatkan logam mulia dalam fase konsolidasi, di tengah tarik ulur antara risiko global dan kebijakan moneter AS.

Berdasarkan data Reuters, harga emas di pasar spot terkoreksi tipis 0,1% ke level US$3.365,79 per troy ounce. Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat turun 0,7% ke posisi US$3.382,80 per troy ounce. Perdagangan pasar keuangan AS sendiri tutup pada Kamis (19/6) dalam rangka peringatan Juneteenth. Di sisi lain, penguatan tipis dolar AS turut menekan harga emas, karena membuat logam mulia menjadi lebih mahal bagi investor global yang memegang mata uang non-dolar.

- Advertisement -

Sikap The Fed Kembali Tekan Harga Emas

Ahli Strategi Komoditas ANZ, Soni Kumari, menjelaskan bahwa komentar terbaru dari pejabat The Fed memperkecil peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. “Risiko inflasi masih tinggi, dan itu menjadi salah satu alasan tekanan terhadap harga emas tetap berlanjut,” jelasnya.

Pada pertemuan kebijakan terbaru, The Fed memang mempertahankan suku bunga acuan. Namun, proyeksi bank sentral hanya menyiratkan dua kali pemangkasan pada 2025, lebih sedikit dari ekspektasi sebelumnya. Ketua The Fed, Jerome Powell, turut mengingatkan bahwa proyeksi tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat mutlak, terutama di tengah tekanan baru seperti potensi kenaikan tarif impor.

Konflik Israel-Iran Kian Memanas

Di sisi geopolitik, tensi antara Israel dan Iran kembali meningkat drastis. Israel dikabarkan menyerang fasilitas nuklir milik Iran, yang kemudian dibalas dengan serangan rudal Iran ke fasilitas kesehatan di Israel. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda deeskalasi yang signifikan dari kedua negara.

- Advertisement -

Situasi ini biasanya mendorong investor mencari aset safe haven seperti emas. Namun, dalam lingkungan suku bunga tinggi, daya tarik emas memang cenderung melemah karena tidak memberikan imbal hasil (yield), berbeda dengan obligasi atau instrumen berbunga lainnya.

Logam Lain Juga Terkoreksi

Sementara harga emas stagnan, sejumlah logam mulia lain justru mengalami tekanan cukup dalam. Harga platinum terjungkal 3,7% ke US$1.269,30 per troy ounce, usai sempat menyentuh level tertinggi sejak September 2014 di awal sesi. Soni Kumari menilai koreksi tersebut sebagai respons atas reli teknikal yang terlalu cepat.

“Lonjakan tajam yang melampaui level psikologis seperti US$1.000 sering memicu aksi beli spekulatif. Tapi, reli tanpa dukungan fundamental biasanya rawan aksi ambil untung,” katanya.

Harga logam lainnya turut melemah:

  • Palladium turun hampir 1,1% ke US$1.038,56 per troy ounce
  • Perak melemah 1,4% ke US$36,21 per troy ounce
Share This Article