Harga emas dunia bergerak naik tipis ke kisaran US$ 3.350 per ons pada Senin (28/4), ditopang oleh aksi beli di tengah harga rendah dan sikap hati-hati pasar menjelang sejumlah data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS) serta perkembangan hubungan dagang antara AS dan Tiongkok.
Namun, pada perdagangan Selasa (29/4), harga emas mengalami sedikit koreksi, turun menjadi US$ 3.333,87 per ons troi.
Berdasarkan laporan Tradingeconomics pada Selasa (29/4), emas spot yang pekan lalu sempat menembus rekor baru di US$ 3.500,05 per ons troi, masih mendapat dukungan dari ketidakpastian politik dan keuangan global.
Di tengah ketegangan tersebut, pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang kemajuan negosiasi perdagangan dengan Tiongkok mendapat bantahan dari pihak Beijing, yang menyebut tidak ada pembicaraan aktif saat ini.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga memberikan pernyataan yang dinilai kurang memperkuat klaim Trump. Situasi ini membuat emas tetap menjadi pilihan aset aman di tengah ketidakpastian pasar.
Fokus investor kini tertuju pada serangkaian rilis data ekonomi utama dari AS yang dijadwalkan dalam pekan ini, antara lain estimasi awal produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama, data inflasi PCE untuk bulan Maret, serta laporan ketenagakerjaan nonpertanian bulan April.
Data-data ini akan menjadi indikator penting untuk menilai kondisi ekonomi AS sekaligus memberi sinyal arah kebijakan suku bunga Federal Reserve ke depan.