Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi Indonesia pada April 2025 mencapai 1,95% secara tahunan (year on year/YoY), meningkat signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,01% (YoY).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa secara bulanan (month to month/MtM), inflasi April 2025 tercatat sebesar 1,17%. Angka ini menurun dibandingkan Maret 2025 yang mencapai 1,65%.
“Terjadi inflasi sebesar 1,17% pada April 2025 atau kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,22 di bulan Maret menjadi 108,47 pada April,” ujar Pudji dalam konferensi pers resmi, Jumat (2/5/2025).
Kontributor utama terhadap inflasi bulan April berasal dari kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang 0,64 poin persentase terhadap inflasi keseluruhan. Beberapa komoditas yang mendorong kenaikan harga antara lain kopi bubuk, minyak goreng, cabai rawit, dan rokok kretek mesin (SKM).
Sebelumnya, jajak pendapat yang dilakukan Bloomberg terhadap 16 ekonom menunjukkan proyeksi median inflasi bulanan April 2025 sebesar 1,02% (MtM), lebih rendah dari realisasi BPS.
Estimasi tertinggi disampaikan oleh ekonom Standard Chartered Bank, Aldian Taloputra, yang memperkirakan inflasi bisa mencapai 1,84%. Di sisi lain, prediksi terendah datang dari ekonom Trimegah Securities, Fakhrul Fulvian, yang memperkirakan inflasi akan berada di zona negatif yakni -0,03%.
Sementara untuk inflasi tahunan, 27 ekonom yang disurvei memproyeksikan median IHK April 2025 berada di level 1,5% (YoY), sedikit lebih rendah dari realisasi resmi. Prediksi tertinggi kembali datang dari Aldian Taloputra dengan estimasi inflasi tahunan 2,62%. Adapun estimasi terendah sebesar 0,6% disampaikan oleh ekonom Barclays Bank, Brian Tan.