Harga tembaga global mengalami tekanan pada perdagangan Selasa (27/5/2025), seiring ketidakjelasan arah kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) dan penguatan dolar yang menekan daya beli investor global terhadap aset berdenominasi dolar.
Harga tembaga kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) tercatat stabil di kisaran US$ 9.609 per ton, setelah sempat menyentuh puncak tertingginya dalam hampir dua pekan di level US$ 9.634 per ton. Kenaikan ini sebelumnya dipicu oleh gangguan pasokan dari Kongo yang meningkatkan kekhawatiran pasar.
Sementara itu, kontrak tembaga di Comex AS justru turun 1,4% menjadi US$ 4,75 per pon. Selisih harga antara Comex dan LME pun melebar, dengan premi Comex mencapai US$ 895 per ton dibandingkan harga LME.
Ketidakpastian Tarif AS dan Uni Eropa Jadi Sentimen Negatif
Pelaku pasar masih mencermati dinamika kebijakan dagang AS, khususnya terkait negosiasi dengan Uni Eropa. Meskipun Presiden Donald Trump telah membatalkan rencana penerapan tarif 50% untuk produk impor dari Eropa yang semula dijadwalkan bulan depan, ketidakpastian arah negosiasi tetap menjadi perhatian utama.
“Masih belum jelas bagaimana hasil akhirnya nanti. Situasi tarif antara AS dan Eropa masih belum pasti,” ujar Nitesh Shah, analis komoditas di WisdomTree.
Dolar AS yang menguat juga memberikan tekanan tambahan terhadap harga tembaga, karena membuat komoditas ini menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Permintaan China Mulai Melambat
Dari sisi permintaan, kondisi di China—konsumen tembaga terbesar di dunia—mulai menunjukkan pelemahan. Konsultan Everbright Futures menyebutkan bahwa pasar akan segera memasuki musim dengan permintaan rendah, yang bisa berdampak negatif pada harga dan fundamental pasar logam.
Harga tembaga paling aktif di Shanghai Futures Exchange (ShFE) juga turut tertekan, melemah 0,08% ke level 78.210 yuan atau sekitar US$ 10.878 per ton.
Gangguan Pasokan dari Kongo Berpotensi Menahan Koreksi
Di tengah pelemahan permintaan, sisi pasokan justru mencatat potensi pengetatan. Operasional tambang Kakula milik Ivanhoe Mines di Republik Demokratik Kongo dilaporkan terganggu akibat aktivitas seismik yang menghentikan kegiatan penambangan bawah tanah.
Amy Gower, analis dari Morgan Stanley, memperkirakan gangguan ini bisa memangkas suplai hingga 150.000 ton bila berlangsung sampai akhir tahun.
“Jika berlanjut, ini bisa memperketat pasar dan menambah tekanan pada tarif pengolahan (treatment charges),” jelasnya.
Harga Logam Dasar Lain Juga Tertekan
Koreksi harga tak hanya terjadi pada tembaga. Sejumlah logam dasar lainnya di LME juga menunjukkan tren pelemahan:
- Aluminium turun 0,3% ke US$ 2.471 per ton
- Zinc melemah 0,2% ke US$ 2.696 per ton
- Timbal terkoreksi 0,4% ke US$ 1.983,50 per ton
- Nikel jatuh 1,2% ke US$ 15.410 per ton
- Timah turun 0,6% ke US$ 32.625 per ton