PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) akan memasuki masa cum dividen tunai untuk tahun buku 2024. Berdasarkan jadwal, Selasa, 10 Juni 2025, menjadi tanggal penting cum dividen di pasar reguler dan negosiasi.
Perusahaan rokok milik grup Philip Morris ini berencana membagikan dividen tunai sebesar Rp56,2 per saham, dengan total nilai mencapai sekitar Rp6,53 triliun. Pembayaran dividen dijadwalkan pada 26 Juni 2025.
Dari sisi kinerja keuangan, HMSP membukukan pendapatan bersih sebesar Rp117,88 triliun sepanjang 2024, naik tipis 1,63% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp115,98 triliun. Namun, laba bersih perusahaan turun signifikan sebesar 17,92% menjadi Rp6,64 triliun dari Rp8,09 triliun pada 2023.
Menariknya, nilai dividen yang akan dibagikan hampir menyamai total laba bersih perusahaan tahun lalu, sehingga memunculkan kekhawatiran dari sejumlah analis pasar.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menilai pembagian dividen yang mendekati 100% dari laba berisiko membebani arus kas perusahaan, apalagi di tengah tantangan industri rokok yang makin berat.
“Tekanan terhadap saham-saham rokok tercermin dari fluktuasi kebijakan cukai yang diumumkan setiap tahun serta melemahnya daya beli masyarakat,” ujar Nafan kepada Kontan, Senin (9/6). Ia juga menyoroti peredaran rokok ilegal yang masih marak, berpotensi menekan volume penjualan HMSP.
Nafan menekankan pentingnya efisiensi operasional dan inovasi produk guna memperluas pasar, meskipun ia belum memberikan rekomendasi investasi untuk saham HMSP saat ini.
Sementara itu, Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Putu Chantika Putri, memiliki pandangan berbeda. Ia menilai HMSP memiliki rekam jejak yang konsisten dalam membagikan dividen kepada pemegang saham. Menurutnya, pembagian dividen tahun ini tidak akan berdampak signifikan terhadap kesehatan arus kas perusahaan.
“Dengan tidak adanya kenaikan tarif cukai tahun ini dan potensi pertumbuhan penjualan, kami proyeksikan laba bersih HMSP dapat meningkat 11% secara tahunan pada 2025,” kata Putu.
Ia juga mencatat perbaikan kinerja HMSP pada kuartal I-2025, meski terjadi penurunan rata-rata harga jual (ASP) sebesar 2,1% year-on-year. Putu memberikan rekomendasi “tahan” (hold) untuk saham HMSP dengan target harga di kisaran Rp 640 per saham.
Dari sisi teknikal, Pengamat Pasar Modal dan Founder WH-Project, William Hartanto, mencermati pergerakan saham HMSP berada di area support Rp 640 dan resistance di Rp 670. Menurutnya, tren penguatan masih berpeluang berlanjut.
“Dengan posisi teknikal saat ini, saya merekomendasikan beli (buy) dengan target harga antara Rp670 hingga Rp730 per saham,” ungkap William.