Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian mendekati level psikologis 7.000, ditopang oleh sentimen domestik yang kuat serta dukungan dari kinerja solid emiten sepanjang kuartal I-2025. Meski masih dibayangi aksi ambil untung dan ketidakpastian global, analis menilai tren penguatan masih berpotensi berlanjut hingga akhir kuartal II-2025.
Oktavianus Audi Kasmarandana, Analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, memproyeksikan IHSG memiliki peluang untuk menguji level optimistis di kisaran 6.950 hingga 7.050 dalam waktu dekat. Untuk skenario moderat, indeks diperkirakan bergerak di level 6.700–6.800, sementara skenario pesimistis ditempatkan di rentang 6.100–6.200.
“Kinerja emiten kuartal I yang cukup tangguh, terutama dari saham-saham berkapitalisasi besar, menjadi pendorong utama. Di samping itu, musim pembagian dividen turut menjadi katalis positif, terutama dari sektor perbankan dan energi yang menawarkan yield menarik,” ujar Audi dalam riset tertanggal Kamis (2/5/2025).
IHSG tercatat telah menguat lebih dari 3% secara kuartalan dan saat ini memasuki zona overbought menurut indikator Relative Strength Index (RSI). Audi mencermati bahwa level 6.950–7.000 menjadi area resistance kuat, dan jika gagal menembusnya, aksi ambil untung diperkirakan akan terjadi dalam jangka pendek.
“Kendati potensi profit taking terbuka lebar di area tersebut, selama arus dana investor domestik tetap positif dan kondisi makro stabil, tekanan jual kemungkinan hanya bersifat sementara,” tambahnya.
Saham Komoditas Bersinar
Kiwoom Sekuritas juga menyoroti potensi sektor barang baku dan energi untuk terus outperform, seiring tren kenaikan harga emas dan tembaga. Beberapa saham unggulan yang direkomendasikan antara lain:
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) – Trading buy dengan target harga Rp8.350
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) – Trading buy dengan target harga Rp1.950
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) – Speculative buy dengan target harga Rp440
Pada perdagangan Selasa (6/5/2025), saham AMMN melesat 6,71%, MDKA naik 5,95%, dan BRMS menguat 5,88%. Ketiganya merupakan emiten yang terafiliasi dengan Grup Salim.
Asing Masih Wait and See
Meski IHSG menunjukkan ketahanan, Audi mencatat bahwa investor asing belum menunjukkan minat beli yang kuat. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global dan proyeksi bahwa suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) kemungkinan baru akan diturunkan setelah rapat FOMC Juli 2025.
Dari sisi domestik, sektor perbankan masih menghadapi tekanan. Audi menyebutkan bahwa ekspektasi BI rate yang bertahan di 5,75% hingga kuartal III-2025, perlambatan PDB, dan penurunan proyeksi pertumbuhan kredit ke level satu digit menjadi beban utama bagi kinerja saham perbankan.