Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi menembus level psikologis 7.000 pada perdagangan Kamis (8/5/2025), setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 0,41% ke posisi 6.926,22 pada Rabu (7/5/2025). Meski demikian, sepanjang tahun berjalan 2025, indeks masih terkoreksi 2,17%.
Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, menjelaskan bahwa penguatan IHSG kemarin dibayangi aksi jual asing (net sell) sebesar Rp293 miliar. Saham yang paling banyak dilepas investor asing antara lain Bank Mandiri (BMRI), Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), Barito Renewables Energy (BREN), Telkom Indonesia (TLKM), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).
“Potensi penguatan IHSG hari ini tetap terbuka menuju level 7.000. Area support berada di kisaran 6.870–6.900, sementara resistance di 7.000–7.030,” tulis Fanny dalam riset harian, Kamis (8/5/2025).
BNI Sekuritas merekomendasikan beberapa saham sebagai ide trading hari ini, termasuk BBRI, TPIA, GOTO, BRPT, PTRO, dan BMRI.
Kebijakan The Fed dan Respons Pasar
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menilai keputusan The Fed menahan suku bunga di kisaran 4,25%–4,5% sudah sesuai ekspektasi pasar. Namun, Federal Open Market Committee (FOMC) memberi sinyal kehati-hatian mengingat risiko inflasi yang meningkat dan naiknya tingkat pengangguran, terutama akibat kebijakan tarif yang dilanjutkan oleh Presiden Donald Trump.
“The Fed akan tetap sabar dan menunggu perkembangan data ekonomi. Jika mereka terlalu agresif dalam mengambil kebijakan, dampaknya terhadap ekonomi bisa signifikan,” ungkap Rully dalam laporan riset.
Pengumuman tersebut tidak menimbulkan gejolak besar di pasar saham AS. Indeks Dow Jones dan S&P500 masing-masing ditutup menguat 0,7% dan 0,4% semalam.
Sinyal Teknis IHSG: Rebound dengan Risiko Koreksi
Secara teknikal, IHSG disebut telah memasuki fase overbought. Analis Mirae Asset Sekuritas, Tasrul Tanar, menyebut IHSG saat ini berada dalam tren menurun (bearish) meski ada ruang untuk rebound.
“IHSG masih menunjukkan slope negatif. Jika support kritikal di 6.850 jebol, tekanan jual akan meningkat. Namun, jika target harian 6.978 tercapai, peluang penguatan mingguan ke 7.025 tetap terbuka,” jelasnya.
Untuk perdagangan hari ini, Mirae Asset merekomendasikan strategi buy on weakness pada saham PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD), PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI).