PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA), emiten komponen otomotif yang tergabung dalam Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat, semakin diminati oleh investor asing. Salah satu yang mencuri perhatian adalah FIL Ltd., firma investasi asal luar negeri yang terus meningkatkan kepemilikan sahamnya di DRMA sejak kuartal I/2024.
Berdasarkan data Terminal Bloomberg, FIL Ltd. pertama kali memasuki saham DRMA pada kuartal pertama 2024 dengan mengoleksi 3,42 juta lembar saham. Sejak saat itu, jumlah kepemilikan mereka terus melonjak, mencapai 120,29 juta lembar pada kuartal I/2025. Dalam kurun waktu satu tahun, FIL Ltd. berhasil naik peringkat sebagai pemegang saham terbesar keenam di DRMA, setelah sebelumnya berada di posisi 13 pada kuartal II/2024.
Secara keseluruhan, FIL Ltd. tercatat melakukan pembelian saham dalam jumlah besar pada setiap kuartalnya. Pada kuartal II/2024, kepemilikan saham FIL Ltd. melonjak menjadi 62,07 juta lembar, dan terus bertambah pada kuartal berikutnya. Hingga saat ini, FIL Ltd. berhasil menggenggam total 120,29 juta lembar saham, menjadi salah satu pemain utama dalam struktur pemegang saham DRMA.
Sementara itu, analisis dari konsensus Bloomberg mencatat bahwa dari 10 analis yang mengulas saham DRMA, seluruhnya memberikan rekomendasi beli. Target harga rata-rata saham DRMA dalam 12 bulan ke depan diperkirakan mencapai Rp1.292,14, berpotensi memberikan return hingga 40,5% dari harga saat ini yang berada di level Rp920.
Dividen dan Kinerja Keuangan 2024
Dalam rapat umum pemegang saham tahunan yang diadakan pada 22 April 2025, DRMA memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp202 miliar.
Dividen ini setara dengan 35% dari laba bersih yang tercatat sebesar Rp579,3 miliar pada 2024. Presiden Direktur DRMA, Irianto Santoso, menyatakan bahwa pembagian dividen ini adalah bentuk apresiasi kepada para pemegang saham, dan juga sebagai wujud dari stabilitas penjualan yang tercatat sebesar Rp5,5 triliun pada 2024.
Segmen kendaraan roda dua (2W) menjadi penggerak utama bagi DRMA, dengan kontribusi penjualan mencapai Rp3,3 triliun, atau naik 11,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Segmen 2W ini menyumbang sekitar 59% dari total penjualan DRMA. Laba DRMA pun tercatat mengalami kenaikan 4,2% pada 2024, meskipun industri otomotif secara keseluruhan mengalami penurunan.
Rencana Ekspansi dan Diversifikasi Usaha
Untuk tahun 2025, DRMA menargetkan pertumbuhan laba dan pendapatan sebesar 10%. Beberapa strategi telah disiapkan untuk mencapai target tersebut, termasuk efisiensi operasional serta inovasi produk, khususnya di sektor non-otomotif. Salah satu langkah utama adalah pengembangan bisnis baru di luar industri otomotif, dengan alokasi belanja modal (capex) mencapai Rp400 miliar pada 2025.
Irianto Santoso mengungkapkan bahwa investasi ini akan digunakan untuk pengembangan produk baru, terutama dalam bidang penyimpanan energi berbasis baterai. DRMA juga merencanakan pembangunan pabrik baru yang akan mulai beroperasi pada kuartal kedua 2025, serta melanjutkan diversifikasi usaha melalui lini produksi baterai otomatis di anak perusahaan Dharma Controlcable Indonesia (DCI).
Dengan langkah-langkah strategis ini, DRMA berharap dapat meningkatkan skala bisnis dan memperkuat posisinya, baik di pasar domestik maupun internasional, sambil memanfaatkan tren permintaan ekspor yang terus meningkat.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.