Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta terus memperkuat langkah transformasi ke arah kota global dengan membentuk Jakarta Collaborative Fund. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi intensif dengan CEO Indonesia Investment Authority (INA) untuk mendiskusikan pembentukan dana investasi tersebut.
Dalam keterangannya pada Selasa (3/6/2025) di SMK Miftahul Falah, Jakarta Selatan, Pramono menegaskan bahwa Jakarta Collaborative Fund menjadi salah satu prioritas utamanya. “Ini adalah upaya agar pendapatan Jakarta tidak hanya bergantung pada pajak, retribusi, dan dividen,” ujar Pramono.
Ia menjelaskan bahwa dana ini merupakan langkah awal dari visi Jakarta Global, yaitu mentransformasikan Jakarta menjadi kota kelas dunia dengan sistem keuangan yang lebih mandiri dan berdaya saing tinggi. “Kalau kita ingin menjadi kota global, maka kita harus punya sumber pendapatan yang lebih kuat dan beragam,” tegas mantan Sekretaris Kabinet tersebut.
Dalam wawancara eksklusif sebelumnya, Pramono menyatakan bahwa konsep Jakarta Fund bukanlah hal baru. Ia mencontohkan mekanismenya serupa dengan INA Fund—lembaga pengelola investasi negara yang telah berjalan lebih dulu. “Jakarta Fund ini meniru sistem INA. Apalagi sudah ada payung hukum dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pemerintahan Daerah, yang memungkinkan pembentukan dana abadi dan pembagian keuangan daerah,” jelasnya di kediamannya di Cipete, Jakarta Selatan.
Sebagai langkah awal, Jakarta Fund akan dimodali sebesar Rp3 triliun, yang bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) APBD DKI Jakarta. Dari total SiLPA sekitar Rp5 triliun hingga Rp6 triliun, Pramono menyatakan hanya akan menggunakan sebagian kecil untuk fondasi dana investasi tersebut.
“Saya tidak ambil semua. Cukup Rp3 triliun untuk modal awal, dan akan dikelola secara profesional, tanpa campur tangan ASN atau BUMD,” katanya. Ia pun optimistis dana tersebut akan menjadi sumber revenue baru yang signifikan bagi Jakarta.
Dengan inisiatif ini, Jakarta diproyeksikan tidak hanya lebih kuat secara fiskal, tetapi juga lebih siap bersaing di tingkat global, dengan sumber pendapatan yang lebih berkelanjutan dan strategis.