James Riady: Hunian Warisan Bangsa Jawab Kebutuhan Rumah Layak dan Terjangkau

3 Min Read

Tingginya angka pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang kian cepat masih menjadi tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan hunian layak dan terjangkau di Indonesia. Bos Lippo Group, James Riady, menilai bahwa Proyek Hunian Warisan Bangsa (HWB) hadir sebagai solusi konkret atas permasalahan tersebut.

Proyek HWB disebut James sebagai upaya menghadirkan perumahan bersubsidi yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga manusiawi dan layak huni.

- Advertisement -

“Proyek ini menyasar keluarga berpenghasilan rendah yang selama ini kesulitan mengakses rumah permanen dengan fasilitas dasar. Dengan dua pilihan tipe—satu dan dua kamar tidur—HWB dirancang agar nyaman untuk keluarga kecil tanpa memberatkan secara finansial,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (17/6/2025).

Lebih dari 12 Juta Keluarga Tinggal di Hunian Tak Layak

James memaparkan bahwa berdasarkan data terkini, terdapat lebih dari 12 juta keluarga di Indonesia yang masih tinggal di rumah tidak layak—mulai dari bangunan semipermanen, kontrakan sempit, hingga gubuk darurat yang tak memenuhi standar keamanan dan sanitasi.

“Rumah yang layak menjadi fondasi penting bagi kehidupan yang stabil, sehat, dan produktif. Rumah juga berperan sebagai tempat tumbuh kembang anak dan membangun relasi keluarga,” jelasnya.

Efek Ekonomi: Lapangan Kerja dan Kepastian Finansial

Lebih lanjut, James menekankan bahwa pembangunan proyek seperti HWB tak hanya berdampak pada kehidupan para penghuni, tapi juga terhadap perekonomian lokal. Aktivitas konstruksi akan membuka peluang kerja baru bagi tukang bangunan, pekerja harian, serta pelaku usaha bahan bangunan.

Di sisi lain, kepemilikan rumah menurutnya memberikan keamanan finansial. Tanpa beban sewa bulanan, keluarga bisa mengalokasikan penghasilan untuk kebutuhan prioritas seperti pendidikan anak, kesehatan, dan tabungan jangka panjang.

- Advertisement -

Cegah Kawasan Kumuh dengan Hunian Terencana

Menurut James, penyediaan hunian terencana seperti HWB juga berkontribusi dalam mengatasi pertumbuhan kawasan kumuh yang kerap muncul akibat ketimpangan akses terhadap perumahan formal.

“Dengan desain yang baik dan terhubung ke infrastruktur dasar, HWB mendukung pembangunan kota yang lebih tertata, berkelanjutan, dan inklusif,” tegasnya.

Butuh Peran Pemerintah dan Prinsip Hunian Layak

James menyatakan bahwa keterlibatan pemerintah tetap menjadi faktor kunci. Kebijakan yang mendukung, insentif yang tepat, serta skema subsidi yang efektif akan mendorong peran swasta dalam memperluas cakupan program perumahan rakyat.

Ia menambahkan bahwa meskipun standar hunian bervariasi di tiap negara, prinsip-prinsip dasar rumah layak tetap sama: struktur yang aman, terlindung dari cuaca ekstrem, memiliki privasi keluarga, akses air bersih, listrik, sanitasi, serta ruang memadai untuk tidur, memasak, dan belajar.

“Proyek HWB membuktikan bahwa prinsip-prinsip tersebut bisa diwujudkan secara nyata. Rumah tidak lagi menjadi impian yang jauh, tetapi realitas yang bisa dicapai oleh keluarga Indonesia dari berbagai lapisan ekonomi,” pungkas James.

Share This Article