Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menilai ketegangan tarif antara Amerika Serikat dan China berpotensi membuka peluang strategis bagi Indonesia. Menurutnya, perlambatan aktivitas perdagangan kedua negara besar itu dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai pasar ekspor sekaligus mitra industri.
“Perdagangan antara Amerika dan China akan melambat akibat tarif yang diberlakukan. Ini menjadi peluang bagi Indonesia, baik sebagai pasar ekspor maupun sebagai mitra industri,” kata Anindya saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Minggu (25/5/2025).
Meski demikian, Anindya mengingatkan agar Indonesia tidak hanya berperan sebagai pasar semata. Ia menekankan pentingnya membangun sektor industri nasional agar tidak sekadar menjadi konsumen.
“Pabrik tidak bisa dipindahkan dengan mudah. Investasi industri memberikan dampak jangka panjang berupa penciptaan lapangan kerja dan penguatan ekonomi lokal,” ujarnya.
Dalam konteks deregulasi yang tengah dijalankan pemerintah, Anindya menekankan pentingnya melindungi kandungan lokal dan mendukung pengusaha daerah untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional.
“Target pertumbuhan ekonomi kita sebesar 8%, di mana 5% berasal dari konsumsi dan sisanya 3% dari perdagangan serta investasi. Oleh sebab itu, Kadin terus membuka pasar baru dengan tujuan utama pemberdayaan daerah,” tegas Anindya.