PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menunjukkan performa solid di sektor residensial dan komersial sepanjang 2024, dan tren positif ini diperkirakan berlanjut hingga 2025. Momentum ini menjadi katalis utama bagi saham LPKR, yang mendapat rekomendasi beli dan target harga tinggi dari analis.
Dalam riset terbaru Ciptadana Sekuritas, disebutkan bahwa pada 2024, LPKR berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan dari bisnis real estate sebesar 14,4% menjadi Rp5,05 triliun. Pendapatan dari sewa juga meningkat sebesar 13%. Sementara itu, marketing sales mencapai Rp6 triliun atau 112% dari target tahunan.
“Rumah tapak masih menjadi penyumbang terbesar, mencakup 64% dari total marketing sales,” tulis Ciptadana dalam laporan riset yang dikutip Senin (28/4/2025).
Strategi LPKR dalam menjual hunian dengan harga kompetitif melalui brand seperti XYZ Livin, Cendana Suites, dan Blackslate Homes dinilai efektif. Permintaan tinggi dari pembeli rumah pertama mendominasi, dengan 70% unit terjual di harga di bawah Rp1 miliar.
Per akhir 2024, Lippo Karawaci memiliki cadangan lahan seluas 1.395 hektare, cukup untuk mendukung ekspansi hingga 25 tahun ke depan.
Bisnis Gaya Hidup dan Target 2025
Di sektor gaya hidup, LPKR tercatat mengelola 59 pusat perbelanjaan dengan total pengunjung bulanan mencapai 10,5 juta orang, naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat okupansi mal mencapai 81,2%, dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 2%—mencerminkan tingginya permintaan ruang ritel.
Untuk 2025, LPKR menargetkan marketing sales sebesar Rp6,25 triliun, naik 4% dari capaian tahun lalu. Fokus utama adalah pada proyek residensial dan komersial dengan harga terjangkau, efisiensi operasional, dan lokasi strategis untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Ciptadana memperkirakan pendapatan dari penjualan properti dan sewa akan tumbuh 12% sepanjang tahun ini. Seiring dengan itu, proyeksi laba bersih LPKR untuk 2025 dan 2026 pun direvisi naik masing-masing sebesar 23,6% dan 27,3%.
Analis Ciptadana tetap mempertahankan rekomendasi buy untuk saham LPKR, dengan target harga Rp190. Harga tersebut merefleksikan potensi kenaikan hingga 132% dari harga pasar saat riset dilakukan, serta menunjukkan valuasi diskon sebesar 63% terhadap net asset value (NAV).