Emiten pengolah udang, PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA), menargetkan penjualan bersih tumbuh signifikan sebesar 57,8% menjadi Rp508,91 miliar pada 2025, dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp322,56 miliar.
Direktur Utama ISEA, Ibnu Syena Alfitra, menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan tahun ini akan tetap ditopang oleh pasar ekspor, didorong oleh tren global yang positif serta dukungan pemerintah dalam memperkuat daya saing industri udang nasional.
“Kami yakin ekspor akan tetap menjadi tulang punggung penjualan, apalagi pemerintah terus mendorong kinerja ekspor udang melalui berbagai regulasi dan promosi internasional,” ujar Ibnu dalam paparan publik di Jakarta, dikutip Jumat (5/6/2025).
Kinerja 2024: Penjualan Melejit, Laba Tergerus
Pada tahun buku 2024, ISEA mencatatkan lonjakan penjualan sebesar 61,91% year-on-year menjadi Rp322,56 miliar, dibandingkan Rp199,22 miliar pada 2023. Mayoritas pendapatan berasal dari ekspor, yang tumbuh 62,59% menjadi Rp319,18 miliar.
Namun, kenaikan tajam harga bahan baku membuat beban pokok penjualan (cost of goods sold atau COGS) meningkat 83,99% menjadi Rp246,93 miliar. Alhasil, laba bruto hanya naik 16,33% ke Rp75,63 miliar.
Tekanan margin dan tingginya beban pajak menyebabkan laba tahun berjalan ISEA turun drastis sebesar 80%, menjadi hanya Rp348,74 juta dari Rp1,76 miliar pada 2023. “Kami mengakui 2024 menjadi tahun yang menantang dari sisi pengendalian biaya, namun strategi efisiensi yang lebih tajam telah kami siapkan untuk 2025,” jelas Ibnu.
Proyeksi 2025: Target Laba Naik 1.900%
Untuk 2025, manajemen memproyeksikan COGS mencapai Rp383,58 miliar atau naik 55,3% dibanding tahun sebelumnya. Namun, dengan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi, ISEA menargetkan laba bersih sebesar Rp7 miliar, melonjak lebih dari 1.900% dibanding 2024.
Dari sisi neraca, total aset ISEA per akhir 2024 tercatat Rp437,27 miliar, tumbuh 26,63% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekuitas sebesar 64,03% menjadi Rp179,27 miliar, usai penghimpunan dana hasil initial public offering (IPO) sebesar Rp72,5 miliar.
Ekspansi Fasilitas dan Kendali Rantai Pasok
ISEA saat ini mengoperasikan dua fasilitas produksi di Lampung yang dikelola langsung maupun lewat anak usaha, PT Indokom Samudra Persada. Total kapasitas pengolahan mencapai 70 ton per hari, ditopang fasilitas cold storage berkapasitas 2.700 ton.
Produk utama mencakup udang jenis Vannamei dan Windu dalam bentuk mentah (raw), matang (cooked), serta produk bernilai tambah (value-added product). Selain mengolah, ISEA juga menjalankan kegiatan budidaya udang Vannamei melalui 96 kolam tambak yang dikelola anak usaha. Ini memberi nilai tambah pada rantai pasok serta menjamin kendali mutu dan keberlanjutan.
Outlook Positif Industri Udang
Ibnu menilai prospek industri udang nasional pada 2025 tetap menjanjikan, didorong efisiensi produksi, inovasi produk, serta penguatan merek Indonesia di pasar global. Tren pemulihan permintaan di dalam negeri juga menjadi katalis tambahan bagi sektor perikanan dan kelautan.
“Dengan kombinasi strategi efisiensi, ekspansi produksi, dan peluang ekspor yang besar, kami optimistis ISEA akan mencatatkan kinerja lebih kuat secara berkelanjutan,” tutup Ibnu.