Laba Bersih ABMM Anjlok 57% di Kuartal I/2025, Pendapatan Tambang Tertekan

2 Min Read

PT ABM Investama Tbk. (ABMM) membukukan penurunan tajam pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I/2025. Laba bersih perusahaan anjlok sebesar 57,66% secara tahunan (year-on-year/yoy), mencerminkan tekanan yang dihadapi sektor batu bara dan jasa tambang.

Mengacu pada laporan keuangan perseroan, ABMM mencatat laba bersih sebesar US$21,45 juta atau sekitar Rp353,75 miliar (dengan asumsi kurs Rp16.492 per dolar AS) pada kuartal I/2025. Angka ini merosot signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$50,60 juta atau setara Rp834 miliar.

Pelemahan laba bersih tersebut selaras dengan penurunan pendapatan yang menyusut 7,64% yoy menjadi US$250 juta atau sekitar Rp4,12 triliun, dari sebelumnya Rp4,46 triliun pada kuartal I/2024.

Di tengah tekanan kinerja, ABMM memangkas beban penjualan dan distribusi sebesar 16,08% yoy menjadi Rp7,77 miliar, turun dari Rp9,27 miliar. Namun, beban umum dan administrasi justru meningkat tipis 2,66% yoy menjadi Rp215 miliar dari sebelumnya Rp209 miliar.

Secara rinci, beberapa segmen bisnis ABMM mengalami tekanan pendapatan:

  • Segmen jasa turun 1,68% menjadi Rp738 miliar dari Rp783 miliar.
  • Kontraktor tambang dan tambang batu bara merosot 17,25% menjadi Rp2,90 triliun dari Rp3,51 triliun.

Hanya segmen manufaktur yang mencatatkan pertumbuhan, naik 22,9% dari Rp131 miliar menjadi Rp161 miliar pada kuartal I/2025.

Sejalan dengan menyusutnya laba dan pendapatan, total aset ABMM juga mengalami penurunan tipis. Hingga akhir Maret 2025, total aset perseroan turun 1,66% year-to-date (YtD) menjadi Rp33,98 triliun. Di sisi lain, liabilitas ABMM menyusut 4,47% YtD dari Rp20,58 triliun menjadi Rp19,66 triliun. Sementara itu, ekuitas perusahaan justru tumbuh 2,46% menjadi Rp14,31 triliun dari Rp13,97 triliun di awal tahun.

Share This Article