PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) mencatatkan kenaikan pendapatan pada kuartal I/2025, namun mengalami penurunan laba bersih dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp565,2 miliar, turun 5,08% secara tahunan dari Rp595,4 miliar.
Di sisi lain, pendapatan konsolidasian AKRA meningkat 4,53% menjadi Rp10,18 triliun dari sebelumnya Rp9,81 triliun. Pendapatan tersebut mayoritas berasal dari segmen perdagangan dan distribusi sebesar Rp9,65 triliun, disusul oleh logistik senilai Rp436,1 miliar, kawasan industri Rp235,29 miliar, serta pabrikan sebesar Rp128 miliar.
Namun, beban pokok pendapatan juga meningkat 4,62% menjadi Rp932,9 miliar, dari Rp891,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Laba bruto masih mencatatkan pertumbuhan 3,64% menjadi Rp926 miliar dari sebelumnya Rp894 miliar secara year on year.
Presiden Direktur AKRA, Haryanto Adikoesoemo, menyebutkan bahwa kinerja awal tahun ini mencerminkan kekuatan operasional dan hasil dari strategi diversifikasi bisnis yang dijalankan. “Kuartal I/2025 menandai rekor tertinggi AKRA untuk segmen Perdagangan dan Distribusi, serta peningkatan kontribusi dari pendapatan utilitas yang semakin signifikan,” ujar Haryanto pada Jumat (25/4/2025).
Haryanto menambahkan bahwa neraca keuangan yang solid dan arus kas yang kuat memungkinkan perusahaan untuk terus berinvestasi demi pertumbuhan berkelanjutan serta memberikan nilai lebih bagi pemegang saham.
Untuk tahun 2025, AKRA mempertahankan proyeksi laba bersih dalam rentang Rp2,4 triliun hingga Rp2,6 triliun. Target tersebut akan ditopang oleh pertumbuhan volume perdagangan dan distribusi—terutama dari sektor pertambangan—penjualan lahan di kawasan industri JIIPE seluas 80–110 hektare, serta peningkatan utilitas dan pendapatan berulang dari penyewa baru. Selain itu, perluasan jaringan bahan bakar ritel ke wilayah dengan potensi pertumbuhan tinggi juga diharapkan menjadi katalis pertumbuhan kinerja keuangan perseroan sepanjang tahun ini.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.