PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencetak laba bersih sebesar Rp376,25 miliar pada kuartal I-2025. Capaian ini meroket 265,06% dibandingkan periode sama tahun lalu yang masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp227,94 miliar.
Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 1,4%, meski beban bunga turut meningkat. Namun, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) sedikit terkoreksi 20 basis poin menjadi 4,3%.
Pendapatan non-bunga juga menunjukkan kinerja impresif, tumbuh 54,3% menjadi Rp571 miliar. Kenaikan ini ditopang oleh lonjakan fee dari Global Market yang melesat 309,5% menjadi Rp107 miliar serta peningkatan 10,2% dari fee layanan lain seperti wealth management dan asset recovery.
Pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) juga turun tajam 72,9% secara tahunan, mencerminkan perbaikan kualitas kredit seiring pendekatan manajemen risiko yang lebih terukur.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, menjelaskan bahwa capaian laba solid ini mencerminkan keberhasilan strategi fokus pada pembiayaan segmen-segmen strategis, termasuk non-ritel, UKM, korporasi lokal berskala besar, dan ritel otomotif.
“Strategi pembiayaan berkelanjutan dan rebalancing portofolio kami sejalan dengan visi pertumbuhan super (super growth strategy) dan menjaga kualitas aset tetap sehat,” ujar Steffano, Jumat (2/5/2025).
Ia menambahkan, pendekatan consumer-centric yang diterapkan perseroan juga mendukung penciptaan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan, sesuai arah kebijakan grup Maybank M25+.
Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato Khairussaleh Ramli, turut mengapresiasi kinerja positif perseroan yang dinilai mampu menjaga fundamental kuat di tengah tekanan ekonomi global.
Kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Maybank Indonesia mencatat pertumbuhan pembiayaan Community Financial Services (CFS) sebesar 10,4% menjadi Rp83,78 triliun. Kredit CFS non-ritel naik 16,7% menjadi Rp37,24 triliun, terutama dari segmen komersial, UKM, dan Retail SME (RSME) yang masing-masing tumbuh 25,4%, 14,2%, dan 10,5%.
Segmen ritel juga tumbuh 5,9% menjadi Rp46,54 triliun. Pembiayaan otomotif anak usaha naik 6,1%, sedangkan KPR dan kredit konsumer masing-masing meningkat 5,2% dan 7,9%.
Pembiayaan Global Banking di segmen Large Local Corporates (LLC) tumbuh signifikan 31,4%, meskipun secara total turun 17,2% akibat rebalancing portofolio. Total kredit yang disalurkan tetap stabil di angka Rp122 triliun per Maret 2025. Total aset meningkat 6,8% menjadi Rp189,81 triliun.
Dari sisi pendanaan, DPK tercatat sebesar Rp111,50 triliun, turun 4,9% karena strategi efisiensi biaya dana. Namun, rasio CASA meningkat dari 49,7% menjadi 53%.
Efisiensi dan Kualitas Aset Meningkat
Maybank Indonesia berhasil meningkatkan efisiensi operasional. Rasio BOPO turun menjadi 87,5% dari sebelumnya 107,5%, sedangkan CIR membaik menjadi 69,8% dari 72,2%.
Kualitas kredit pun menunjukkan perbaikan, dengan NPL gross turun dari 2,7% menjadi 2,4% dan NPL net dari 1,7% menjadi 1,5%. Rasio loan at risk (LAR) juga menurun tipis ke 8,2%.
Di sisi likuiditas dan permodalan, rasio loan to deposit (LDR) tercatat 92%, liquidity coverage ratio (LCR) 168,1%, dan net stable funding ratio (NSFR) sebesar 106,7%. Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) tetap solid di 25,7% dengan CET1 di 24,5%.