Investor kawakan Lo Kheng Hong kembali mencuri perhatian pasar modal dengan pergerakan terbarunya di saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS). Pria yang dijuluki Warren Buffett Indonesia ini kembali menambah kepemilikan sahamnya di emiten gas pelat merah tersebut.
Berdasarkan data hingga akhir Maret 2025, LKH—sapaan akrabnya—tercatat menggenggam 268,53 juta lembar saham PGAS. Angka ini setara dengan 1,11% dari total saham beredar, meningkat dibandingkan akhir Februari 2025 yang sebesar 261,33 juta lembar atau 1,08%.
Dengan porsi tersebut, Lo kini menempati posisi ketujuh dalam jajaran pemegang saham terbesar PGAS, mengungguli institusi raksasa seperti BlackRock Inc. yang hanya menguasai 0,81% atau 195,85 juta lembar saham.
Menanggapi konfirmasi dari media, LKH membenarkan bahwa dirinya sempat melepas sebagian saham PGAS pada awal tahun 2025.
“Ada jual sedikit,” ujarnya singkat pada Jumat (28/3/2025). Namun ia menambahkan bahwa dirinya sudah kembali masuk ke saham tersebut pada bulan Maret. “Tapi saya sudah beli kembali. Iya, [beli saham PGAS lagi di bulan Maret 2025],” katanya.
Sentimen Rupiah dan Prospek Saham PGAS
Analis Sucor Sekuritas, Niko Pandowo, dalam risetnya pada 9 April 2025, tetap memberikan rekomendasi buy untuk saham PGAS. Ia menilai, saham ini menarik karena menawarkan dividen yang kompetitif serta potensi lindung nilai terhadap pelemahan rupiah, mengingat laba PGAS berdenominasi dolar AS.
“PGAS menawarkan dividend yield sebesar 10% serta menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari imbal hasil tinggi. Selain itu, laba dalam bentuk dolar menjadikannya lindung nilai alami terhadap depresiasi rupiah,” ujar Niko.
Sucor Sekuritas memasang target harga PGAS di level Rp2.180 per saham, yang mencerminkan potensi kenaikan sekitar 37,97% dari harga penutupan terakhir.
Sementara itu, konsensus dari 22 sekuritas yang dikompilasi Bloomberg menunjukkan 10 sekuritas memberikan rekomendasi buy, 11 menyarankan hold, dan satu lainnya merekomendasikan sell. Target harga rata-rata berada di kisaran Rp1.707, atau potensi imbal hasil 14,6% dari posisi saat ini.
Kinerja Keuangan Positif
Dari sisi fundamental, PGAS mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang solid sepanjang 2024. Total pendapatan hingga 31 Desember 2024 tercatat sebesar US$3,78 miliar, naik 3,9% dibanding tahun sebelumnya.
Kontribusi utama datang dari penjualan gas bumi kepada pelanggan industri dan komersial yang mencapai US$2,47 miliar, serta dari segmen rumah tangga dan SPBG masing-masing senilai US$38,74 juta dan US$4,17 juta.
Meski beban pokok naik menjadi US$3,03 miliar atau tumbuh 4,07% YoY, PGAS tetap mencetak laba bruto US$757,38 juta, meningkat 3,24% dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk melonjak 22,06% menjadi US$339,42 juta dari sebelumnya US$278,09 juta.
Dengan performa keuangan yang solid dan sentimen positif dari investor kawakan seperti Lo Kheng Hong, saham PGAS berpotensi terus menjadi incaran di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.