Mayora Indah (MYOR) Akan Tebar Dividen Rp1,22 Triliun Meski Laba 2024 Turun

2 Min Read

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) siap membagikan dividen tunai sebesar Rp1,22 triliun kepada para pemegang sahamnya untuk tahun buku 2024. Jumlah ini setara dengan Rp55 per lembar saham.

Keputusan penting ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Selasa (10/6). Direktur Operasional MYOR, Wardhana Atmadja, mengungkapkan bahwa nilai dividen tersebut sekitar 40% dari total laba perseroan di tahun 2024.

- Advertisement -

“Dividen yang diputuskan pada RUPS sebesar Rp1,22 triliun atau Rp55 per lembar saham, sekitar 40% dari laba perseroan di tahun 2024,” ujar Wardhana Atmadja dalam gelaran public expose, Selasa (10/6).

Penurunan Laba di Tengah Kenaikan Penjualan

Meskipun membagikan dividen yang signifikan, kinerja keuangan MYOR di tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan laba bersih. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih MYOR tercatat sebesar Rp3 triliun sepanjang tahun 2024. Angka ini mengalami penurunan 6,05% secara year-on-year (YoY) dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,19 triliun.

Akibatnya, laba per saham MYOR juga terkoreksi menjadi Rp134 per saham di tahun 2024, dari Rp143 per saham pada tahun 2023.

Penurunan laba bersih ini terjadi di tengah peningkatan penjualan. Sepanjang 2024, penjualan bersih MYOR justru melesat 14,57% YoY menjadi Rp36,07 triliun, naik dari Rp31,49 triliun di tahun 2023.

- Advertisement -

Namun, kenaikan penjualan ini diiringi dengan peningkatan beban pokok penjualan yang signifikan, yaitu dari Rp 23,07 triliun menjadi Rp27,77 triliun. Hal ini menyebabkan laba kotor perusahaan sedikit tergerus menjadi Rp8,3 triliun, turun dari Rp8,4 triliun di tahun sebelumnya.

Dari sisi beban usaha, beban penjualan MYOR naik menjadi Rp3,52 triliun dari Rp3,35 triliun, sementara beban umum dan administrasi juga meningkat dari Rp750,5 miliar menjadi Rp857,91 miliar.

Pada akhirnya, laba usaha MYOR untuk tahun 2024 tercatat sebesar Rp3,91 triliun, turun dari Rp4,29 triliun di tahun 2023.

Secara lebih rinci, penjualan makanan olahan dalam kemasan berkontribusi sebesar Rp21,86 triliun, dan minuman olahan dalam kemasan mencapai Rp18,62 triliun. Setelah dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp4,41 triliun, total penjualan bersih tercatat Rp36,07 triliun.

Share This Article