Pasar saham Indonesia kembali bergairah seiring masuknya dana asing dalam jumlah signifikan. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net buy senilai Rp2,83 triliun pada Rabu, 14 Mei 2025. Kucuran dana tersebut turut mengurangi posisi net sell asing sepanjang tahun ini menjadi Rp51,01 triliun.
Kondisi ini berdampak positif pada laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melonjak 2,15% ke level 6.979,88 di akhir perdagangan Rabu. Hingga Kamis siang (15/5), IHSG masih melanjutkan penguatan sebesar 1,23% ke posisi 7.065,25 pada pukul 13.57 WIB.
Sebanyak 340 saham tercatat menguat, 242 saham melemah, dan 223 saham stagnan. Kapitalisasi pasar BEI pun menyentuh angka fantastis, yakni Rp12.266,66 triliun.
Analis menilai penguatan ini tak lepas dari membaiknya sentimen global. Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas, menyebut kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China yang dicapai awal pekan ini menjadi pemicu utama optimisme investor.
“Risiko sistemik dari perang dagang yang mereda membuat investor global kembali berani mengambil aset berisiko. Ini membuka peluang arus dana asing masuk ke pasar obligasi dan saham Indonesia,” ujarnya pada Rabu (14/5).
Liza menambahkan bahwa potensi arus masuk dana asing akan semakin kuat apabila didukung oleh kebijakan suku bunga global yang lebih longgar. Namun, ia tetap mengingatkan adanya kehati-hatian mengingat tren net sell asing selama 2025 masih cukup besar, terutama pada saham perbankan besar.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) menjadi contoh saham yang paling banyak dijual asing sepanjang tahun. BBCA mencatatkan net sell asing sebesar Rp9,86 triliun, sementara BMRI sebesar Rp9,56 triliun.
Sementara itu, Angga Septianus, Community & Retail Equity Analyst Lead di PT Indo Premier Sekuritas, menyatakan bahwa mulai meredanya tensi perang dagang membuka jalan bagi masuknya kembali investor asing ke pasar saham domestik.
“Stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut menjadi faktor pendukung. Umumnya, dana asing akan lebih dahulu mengalir ke saham-saham sektor perbankan besar,” jelas Angga.
Dengan dinamika global yang mulai membaik dan penguatan IHSG yang konsisten, pasar saham Indonesia tampaknya bersiap menyambut gelombang baru investasi asing dalam waktu dekat.