PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) melaporkan kerugian sebesar Rp11,48 miliar pada kuartal pertama 2025, meningkat 10,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp10,35 miliar. Kerugian per saham dasar pun naik dari Rp0,00101 menjadi Rp0,00116.
Dari sisi pendapatan, perusahaan hanya mengantongi Rp479,87 juta, turun drastis 44,71 persen dari sebelumnya Rp867,96 juta. Beban pokok penjualan dan beban langsung ikut turun menjadi Rp477,02 juta dari Rp668,96 juta, menghasilkan laba kotor yang hanya Rp2,84 juta—anjlok hingga 98,57 persen dari Rp198,99 juta setahun sebelumnya.
Beban penjualan tercatat naik signifikan menjadi Rp162,28 juta dibandingkan Rp99,53 juta pada kuartal pertama tahun lalu. Beban umum dan administrasi juga mengalami kenaikan, dari Rp5,1 miliar menjadi Rp6,35 miliar. Sementara itu, pendapatan lain-lain melonjak ke Rp35,75 juta dari sebelumnya Rp8,71 juta, dan beban lain-lain turun drastis dari Rp542,06 juta menjadi Rp106,75 juta. Beban pajak final mengalami kenaikan cukup signifikan dari Rp13,77 juta menjadi Rp50 juta.
Kerugian usaha meningkat menjadi Rp6,63 miliar dari sebelumnya Rp5,55 miliar. Pendapatan dari sektor keuangan mengalami pertumbuhan menjadi Rp100,51 juta dari Rp70,14 juta, sedangkan beban keuangan naik sedikit menjadi Rp4,94 miliar dari Rp4,86 miliar. Dengan begitu, total kerugian sebelum pajak pada periode ini mencapai Rp11,48 miliar, lebih tinggi dari tahun lalu.
Dari sisi keuangan, total ekuitas perusahaan menyusut dari Rp1,24 triliun di akhir 2024 menjadi Rp1,23 triliun. Akumulasi defisit tercatat membengkak menjadi Rp161,49 miliar dari sebelumnya Rp150 miliar. Jumlah liabilitas turun tipis menjadi Rp440,98 miliar dari Rp444,33 miliar, sementara total aset menyusut menjadi Rp1,67 triliun dibandingkan Rp1,69 triliun pada akhir tahun lalu.