OJK Soroti Tantangan dan Peluang IPO Perbankan di Tengah Gejolak Pasar Global

3 Min Read

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti tantangan sekaligus peluang yang dihadapi sektor perbankan dalam melantai di Bursa Efek Indonesia melalui mekanisme initial public offering (IPO), khususnya di tengah ketidakpastian pasar global.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan bahwa tekanan dari kondisi makroekonomi global serta tingginya volatilitas pasar menjadi hambatan utama bagi sektor perbankan dan calon emiten lainnya.

“Penentuan waktu yang tepat dan valuasi saham yang optimal menjadi aspek krusial dalam proses IPO di tengah fluktuasi pasar global,” ujar Inarno, dikutip Senin (12/5/2025).

Meski demikian, Inarno menilai peluang tetap terbuka bagi perbankan untuk masuk ke pasar modal, asalkan mampu menunjukkan transparansi, tata kelola yang baik, serta model bisnis yang adaptif. Menurutnya, aspek-aspek tersebut menjadi kunci keberhasilan IPO di tengah sikap investor yang kini semakin selektif dalam menempatkan dana.

Sejalan dengan itu, isu rencana IPO Bank DKI juga mencuat ke publik. Namun, Inarno menyatakan bahwa pihaknya hingga kini belum menerima dokumen konsultasi ataupun pendaftaran resmi terkait IPO Bank DKI. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.

Dian menegaskan bahwa OJK mendukung bank, termasuk bank pembangunan daerah (BPD), untuk menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan dan berkontribusi dalam pendalaman pasar keuangan.

“Salah satu langkah strategis adalah melalui IPO guna memperkuat permodalan, mendorong transparansi, dan meningkatkan tata kelola dengan menjadi perusahaan terbuka,” jelas Dian dalam pernyataan tertulis, Senin (28/4/2025).

Lebih lanjut, OJK mendorong agar seluruh BPD dapat mempertimbangkan IPO maupun penerbitan obligasi, dengan catatan mereka harus memenuhi sejumlah prasyarat mendasar. Hal ini mencakup disiplin fiskal pemerintah daerah, profesionalisme manajemen, tata kelola yang baik, profitabilitas (rentabilitas), serta memiliki peringkat yang baik dari lembaga pemeringkat yang kredibel.

Adapun Bank DKI telah mendapatkan restu pemegang saham untuk melaksanakan IPO. Keputusan ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 yang digelar pada Rabu (30/4/2025).

“RUPST telah memberikan kewenangan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk menyiapkan seluruh tahapan dan penyesuaian yang diperlukan dalam pelaksanaan IPO. Termasuk melakukan kajian komprehensif dengan memperhatikan kondisi ekonomi domestik dan global, serta dinamika pasar saham di BEI,” kata Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo, dalam keterangan resmi.

Selain memberikan lampu hijau terhadap IPO, RUPST juga menyetujui penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor Perseroan sesuai dengan alokasi yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Tahun Anggaran 2024.

Share This Article