Pemerintah Serius Garap Proyek Giant Sea Wall, Tapi Hadapi Tantangan Dana

3 Min Read

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk segera merealisasikan proyek besar Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW). Proyek ambisius ini dirancang membentang dari Banten hingga Jawa Timur, namun menghadapi tantangan utama dari sisi pendanaan.

Dibutuhkan dana jumbo sekitar US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.250 per dolar AS) untuk membangun infrastruktur raksasa ini. Meski begitu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dody Hanggodo, memastikan pemerintah tetap serius menjalankan agenda tersebut.

- Advertisement -

“Insyaallah proyek ini akan terlaksana. Kami menyadari keterbatasan anggaran dan adanya prioritas lain, namun bukan berarti kami berpangku tangan. Kami terus berupaya menyelesaikan persoalan rob yang sudah lama terjadi,” ujar Dody dalam pernyataan resminya pada Senin, 16 Juni 2025.

Dody menyebut proyek GSW merupakan bagian penting dari strategi perlindungan kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa terhadap ancaman banjir rob dan dampak perubahan iklim ekstrem. Ia juga menegaskan bahwa perhatian Presiden Prabowo terhadap masalah rob di wilayah ini sangat besar, bahkan sudah masuk dalam visi-misinya sejak masa kampanye.

“Rob ini terjadi karena kombinasi kenaikan suhu global, perubahan iklim, serta penurunan permukaan tanah. Karena itu, Presiden Prabowo langsung menginstruksikan para menteri untuk memikirkan solusi menyeluruh, termasuk pembangunan Giant Sea Wall dari Banten hingga Gresik,” jelas Dody.

- Advertisement -

Untuk mendukung proyek ini, pemerintah sedang menyiapkan pembentukan Badan Otorita Tanggul Laut Pantura. Badan ini akan mengoordinasikan pelaksanaan pembangunan agar berjalan berkelanjutan, khususnya di wilayah pesisir dari Jakarta hingga Semarang dan Demak.

Dalam kesempatan terpisah, Presiden Prabowo menyatakan bahwa proyek GSW akan memiliki panjang sekitar 500 kilometer, membentang dari Tangerang sampai Gresik. Ia mengakui proyek ini akan memakan waktu panjang.

“Kalau sampai ke Jawa Timur, mungkin butuh waktu 15 hingga 20 tahun. Tapi itu bukan masalah. Ada pepatah: perjalanan seribu kilometer dimulai dari satu langkah. Kita akan segera memulainya,” ujar Prabowo dalam Konferensi Internasional Infrastruktur 2025 di Jakarta Convention Center, Kamis 12 Juni 2025.

Sebagai langkah awal, fokus pembangunan akan diarahkan ke Teluk Jakarta, yang diperkirakan memerlukan dana sekitar US$ 10 miliar atau setara Rp 162,5 triliun, dengan estimasi pengerjaan selama 8 hingga 10 tahun. Prabowo juga meminta dukungan dari Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, terutama dalam pembiayaan.

Selain dari APBN, pemerintah juga membuka peluang investasi swasta, baik dalam negeri maupun internasional. Dody menyampaikan bahwa beberapa negara menunjukkan ketertarikan, termasuk Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Belanda, dan sejumlah negara Eropa lainnya.

“Investor asing yang tertarik cukup banyak. Belanda, misalnya, karena mereka punya pengalaman panjang di proyek tanggul laut. Dari dalam negeri juga ada, terutama dari sektor properti,” kata Dody di sela acara ICI 2025.

Dengan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta, baik domestik maupun internasional, proyek Giant Sea Wall diharapkan bisa menjadi solusi jangka panjang untuk perlindungan pesisir utara Jawa dari ancaman rob dan krisis iklim.

Share This Article