PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) mencatat penyaluran pembiayaan alat berat masih menunjukkan kestabilan hingga pertengahan 2025, meskipun dipengaruhi oleh fluktuasi harga batu bara di pasar global.
Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, menyampaikan bahwa dinamika harga komoditas seperti batu bara memang berdampak terhadap pembiayaan di sektor alat berat. Namun demikian, perusahaan telah mengantisipasi hal tersebut dengan strategi diversifikasi sektor dan penerapan manajemen risiko yang lebih ketat.
“Pembiayaan alat berat kami masih cukup stabil, meski tetap terpengaruh oleh pergerakan harga batu bara. Kami mengimbanginya dengan perluasan sektor pembiayaan dan penguatan pengelolaan risiko,” ujar Wahyudi kepada Kontan pada Senin (23/6).
Hingga Mei 2025, total pembiayaan komersial—termasuk alat berat—yang telah disalurkan mencapai Rp635,36 miliar. Menariknya, tidak seperti perusahaan pembiayaan lain yang banyak menyasar sektor pertambangan, BRI Finance justru lebih banyak menyalurkan pembiayaan ke sektor perdagangan.
Sektor-sektor yang menjadi penyumbang utama antara lain industri manufaktur, logistik dan pergudangan, pelabuhan, serta ritel dan grosir. Wahyudi menambahkan,
“Kontribusi sektor perdagangan terhadap pembiayaan alat berat kami mencapai sekitar 11 persen.”
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa BRI Finance tidak menetapkan target khusus untuk pembiayaan di sektor batu bara. Perusahaan lebih memilih untuk memperkuat penyaluran pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan di sektor-sektor produktif lainnya.
Dengan pendekatan tersebut, BRI Finance optimistis dapat menjaga kualitas portofolio sekaligus memperluas jangkauan pembiayaan ke sektor-sektor strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global.