Harga emas diperkirakan akan terus menguat dalam waktu dekat, seiring dengan sejumlah sentimen global yang mendukung pergerakan positif logam mulia tersebut. Salah satu faktor utama adalah penurunan peringkat kredit pemerintah Amerika Serikat oleh lembaga pemeringkat internasional, Moody’s.
Mengutip Reuters, Selasa (20/5/2025), harga emas di pasar spot tercatat naik 0,9% menjadi US$3.229,51 per troy ounce, sementara kontrak berjangka emas AS melonjak 1,5% ke US$3.233,50 per troy ounce.
Target Harga Emas: Menuju US$3.333?
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyatakan bahwa tren kenaikan harga emas masih berpeluang berlanjut. Secara teknikal, jika pada perdagangan Rabu (21/5/2025) harga mampu menembus level US$3.268, maka target berikutnya adalah US$3.333 per troy ounce.
“Peringkat utang AS mengalami penurunan yang luar biasa, dan hal ini memicu lonjakan permintaan emas sebagai aset aman,” ujar Ibrahim dalam keterangannya.
Sebagai informasi, Moody’s resmi menurunkan peringkat utang pemerintah AS dari Aaa menjadi Aa1 pada Jumat (16/5/2025). Langkah ini dipicu oleh kekhawatiran atas meningkatnya beban utang dan biaya bunga AS, yang disebut telah melampaui negara-negara lain dengan peringkat kredit serupa.
Sentimen Lain: Pajak AS, Suku Bunga China, dan Ketegangan Geopolitik
Selain dari faktor penurunan peringkat kredit AS, pasar juga mencermati sejumlah isu lain yang memperkuat posisi emas:
- Rancangan UU Pemotongan Pajak di AS: Jika disahkan, aturan ini berpotensi memperlebar defisit fiskal AS dan meningkatkan kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi negara tersebut.
- Pemangkasan Suku Bunga Acuan oleh China: Bank sentral China memangkas suku bunga hingga mendekati rekor terendah, menandakan kesediaan Beijing untuk menggelontorkan stimulus tambahan demi mendukung pertumbuhan ekonomi.
- Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah: Lonjakan eskalasi konflik kembali meningkatkan permintaan atas emas sebagai safe haven.
Emas Masih Jadi Pilihan Utama Investor
Analis pasar senior di RJO Futures, Bob Haberkorn, menyatakan bahwa dalam jangka menengah emas tetap menjadi aset pilihan di tengah ketidakpastian global.
“Pasar emas saat ini masih layak untuk strategi beli dan tahan, terutama setelah penurunan peringkat AS,” jelasnya kepada Reuters.
Emas telah mencatat kenaikan harga 23,1% sejak awal tahun 2025, dan diprediksi akan terus menanjak. Goldman Sachs bahkan mempertahankan proyeksi bullish-nya, memperkirakan harga emas akan mencapai US$3.700 per troy ounce pada akhir 2025, dan berpotensi menembus US$4.000 pada pertengahan 2026. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya minat sektor swasta untuk mendiversifikasi portofolio ke aset emas.
Dengan kombinasi tekanan fiskal di AS, potensi pelonggaran moneter di China, dan ketidakstabilan geopolitik, emas kembali tampil sebagai aset lindung nilai paling menarik di tahun ini.