Proyek Kereta Cepat Jakarta–Surabaya Masuk Tahap Studi, Indonesia–China Sepakat Lanjutkan Kajian

3 Min Read

Pemerintah Indonesia dan China telah mencapai kesepakatan kerja sama untuk melakukan studi kelayakan proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai menghadiri Indonesia–China Business Reception 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/5/2025).

Menurut Airlangga, kesepakatan tersebut dibahas dalam rangkaian kunjungan resmi Perdana Menteri China Li Qiang ke Indonesia yang berlangsung pada 24–26 Mei 2025, didampingi rombongan pengusaha dari Negeri Tirai Bambu. Namun, Airlangga belum mengungkap detail lebih lanjut terkait progres dan cakupan kerja sama tersebut.

- Advertisement -

“[Kesepakatan kerja sama] masih sebatas studi, studi Bandung–Surabaya,” ujarnya kepada awak media.

Airlangga menegaskan bahwa inisiasi kerja sama ini belum serta-merta memastikan keterlibatan China kembali dalam pembangunan fisik proyek perpanjangan Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) ke Surabaya. Ia menegaskan, tahap saat ini masih sebatas kajian awal.

“Studi dulu, studi dulu. Tunggu hasil studinya,” ujar Menko Perekonomian yang telah menjabat sejak 2019 tersebut.

- Advertisement -

Terkait potensi keterlibatan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC) dalam studi proyek ini, Airlangga mengaku pemerintah belum mengambil keputusan. “Belum diputuskan,” jawabnya singkat sebelum meninggalkan lokasi acara.

Sementara itu, Ketua Komite China Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Garibaldi “Boy” Thohir, mengaku belum mendapat informasi mendalam soal daftar proyek yang tengah dijajaki kedua negara dalam kerja sama investasi baru. “Tadi saya belum dengar sih. Tapi menurut saya memang bidangnya luas sekali,” kata Boy di lokasi yang sama.

Rencana perpanjangan jalur kereta cepat dari Bandung ke Surabaya sejatinya telah lama digagas pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyatakan bahwa kelanjutan proyek ini masih menunggu pengesahan Peraturan Presiden (Perpres).

“Tadi kita bicarakan, memang hambatannya masih di sisi regulasi. Kalau aturan sudah siap, kita bisa langsung bicara joint study,” ujarnya, dikutip dari Antara, Jumat (23/5/2025).

Sebagai informasi, Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh resmi beroperasi secara komersial pada 17 Oktober 2023. Proyek ini dikerjakan oleh PT KCIC, perusahaan patungan antara konsorsium BUMN Indonesia—PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI)—dan perusahaan China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd., dengan porsi kepemilikan 60% Indonesia dan 40% China.

Struktur pemegang saham PSBI meliputi:

  • PT Kereta Api Indonesia (Persero): 51,37%
  • PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.: 39,12%
  • PT Perkebunan Nusantara I: 1,21%
  • PT Jasa Marga (Persero) Tbk.: 8,30%

Sementara Beijing Yawan HSR Co. Ltd. terdiri dari:

  • China Railway Engineering Corporation (CREC): 42,88%
  • Sinohydro: 30%
  • CRRC: 12%
  • CRSC: 10,12%
  • CRIC: 5%

Pendanaan proyek KCJB bersumber dari pinjaman China Development Bank (CDB) sebesar 75% dan 25% dari modal penyertaan pemegang saham.

Share This Article