PT Bukit Asam Serap Hampir Rp1 Triliun Capex Kuartal I, Fokus ke Proyek TE-Keramasan

2 Min Read

PT Bukit Asam Tbk (PTBA), bagian dari holding tambang MIND ID, mencatat telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) nyaris mencapai Rp1 triliun pada kuartal I tahun 2025. Mayoritas dana tersebut dialokasikan untuk pengembangan angkutan batu bara melalui proyek Terminal Ekspor (TE) Keramasan.

Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, menjelaskan bahwa investasi besar tersebut difokuskan untuk mendukung infrastruktur logistik batu bara, terutama di jalur Tanjung Enim menuju Palembang.

- Advertisement -

“Hingga akhir kuartal pertama 2025, investasi yang telah terserap mendekati Rp1 triliun. Sebagian besar digunakan untuk pengembangan TE-Keramasan, sisanya untuk kebutuhan rutin,” ujar Niko, Selasa (24/6).

Sebagai informasi, TE Keramasan merupakan proyek terminal ekspor batu bara yang dikelola bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI), bertujuan meningkatkan kapasitas pengiriman batu bara ke Palembang.

Untuk tahun ini, PTBA mengalokasikan anggaran capex sebesar Rp7,2 triliun. Sebagian besar dana ini akan digunakan untuk ekspansi bisnis, termasuk memperkuat rantai logistik dan meningkatkan kapasitas produksi.

“Pengembangan TE-Keramasan ditujukan untuk mengerek kapasitas angkutan batu bara hingga 20 juta ton. Selain itu, investasi lainnya akan menopang target produksi 50 juta ton sepanjang 2025,” terang Niko.

Di luar penguatan infrastruktur, PTBA juga terus mendorong proyek hilirisasi batu bara. Beberapa inisiatif strategis tahun ini mencakup pengembangan grafit buatan (artificial graphite), anode sheet, asam humat, serta gas alam sintetis (SNG).

- Advertisement -

“Untuk proyek coal to artificial graphite dan anode sheet, kami tengah bekerja sama dengan BRIN dan kini sedang memasuki tahap pembaruan desain rekayasa dasar,” ungkap Niko.

Selain itu, PTBA juga menjalin kolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengembangkan prototipe teknologi ekstraksi batu bara kalori rendah menjadi asam humat.

“Studi pengembangan SNG juga tengah berjalan, dan nantinya akan melibatkan kerja sama strategis dengan Perusahaan Gas Negara (PGN),” tambahnya.

Langkah ini menunjukkan komitmen PTBA dalam mendiversifikasi bisnis serta meningkatkan nilai tambah dari sumber daya batu bara Indonesia.

Share This Article