Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.284, Pasar Nantikan Data Penggajian AS dan Sentimen Stimulus Prabowo

3 Min Read

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis pada perdagangan Kamis (5/6/2025), seiring dengan pergerakan variatif mata uang Asia lainnya dan tekanan terhadap dolar AS secara global.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah menguat 0,06% ke level Rp16.284 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat naik tipis 0,09% ke posisi 98,8.

- Advertisement -

Pergerakan Campuran Mata Uang Asia

Sejumlah mata uang di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang tercatat turun 0,41%, sementara dolar Hong Kong menguat tipis 0,01%. Dolar Singapura naik 0,08%, dolar Taiwan menguat 0,16%, dan won Korea Selatan menanjak 0,32%.

Selain itu, peso Filipina tercatat menguat 0,30%, rupee India naik 0,20%, dan baht Thailand menguat 0,14%. Di sisi lain, yuan China justru melemah 0,07%, sementara ringgit Malaysia mencatat kenaikan 0,30%.

Sentimen dari Data Ekonomi AS dan Ketidakpastian Trump

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menyampaikan bahwa tekanan terhadap dolar AS muncul akibat data Automatic Data Processing (ADP) yang mengecewakan. Laporan tersebut menunjukkan pertumbuhan penggajian yang jauh di bawah ekspektasi, sehingga memperkuat spekulasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga tambahan tahun ini.

- Advertisement -

“Data ADP yang lemah meningkatkan kekhawatiran terhadap rilis data penggajian nonpertanian (nonfarm payrolls) pada Jumat besok. Bila data tersebut juga buruk, pasar akan makin yakin bahwa ekonomi AS sedang mengalami perlambatan serius,” ujar Ibrahim.

Selain itu, ketidakpastian arah kebijakan perdagangan eks Presiden Donald Trump juga ikut membayangi pasar. Trump diketahui baru saja melipatgandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50%. Batas waktu yang ditetapkannya bagi mitra dagang AS untuk menyampaikan tawaran kesepakatan terbaik pun telah berlalu tanpa hasil konkret.

Sentimen Domestik: Stimulus Ekonomi dari Presiden Terpilih

Dari dalam negeri, optimisme terhadap penguatan rupiah juga didorong oleh langkah Presiden terpilih Prabowo Subianto yang mengumumkan paket stimulus dan insentif ekonomi senilai Rp24,44 triliun.

Paket stimulus ini dirancang untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional selama Juni–Juli 2025 dan mencakup berbagai kebijakan seperti diskon tarif transportasi dan tol, tambahan bantuan sosial, Bantuan Subsidi Upah (BSU), hingga perpanjangan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

Proyeksi Nilai Tukar Rupiah

Ibrahim memperkirakan, nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa pekan depan masih berpeluang menguat dan bergerak di kisaran Rp16.230–Rp16.290 per dolar AS, bergantung pada hasil data ketenagakerjaan AS dan stabilitas sentimen global.

Share This Article