Harga saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mulai menunjukkan tren penguatan dan kini telah melampaui level awal tahun. Lantas, bagaimana pandangan analis terhadap saham bank pelat merah ini?
Meskipun ditutup melemah tipis 0,39% ke level Rp1.265 per saham pada perdagangan Senin (26/5/2025), saham BTN tetap mencatat kenaikan 6,3% secara year-to-date (YtD) dibandingkan posisi awal tahun di Rp1.190 per saham pada 2 Januari 2025.
Padahal, BTN sempat terpuruk hingga menyentuh titik terendahnya pada 21 Maret di level Rp770 per saham. Namun, sejak saat itu, harga sahamnya perlahan bangkit dan menorehkan performa terbaik dibanding bank BUMN lainnya. Sebagai perbandingan, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. hanya naik 2,61% YtD, sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. masing-masing turun 1,96% dan 6,41% YtD.
Kenaikan signifikan BTN telah menarik perhatian analis. Menurut data Bloomberg, terdapat lima laporan terbaru mengenai saham BBTN. PT Ina Sekuritas Indonesia menurunkan rating BTN menjadi add, sementara Mandiri Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi buy.
Analis Ina Sekuritas, Arief Machrus, dalam risetnya menyatakan bahwa BTN mencatat kinerja solid di kuartal I/2025. Kredit tumbuh 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meski sedikit di bawah target perseroan yang dipatok 7%–8%.
“BTN masih memiliki potensi tumbuh lebih tinggi dengan dukungan program 3 juta rumah subsidi dan peningkatan kuota FLPP,” ujar Arief.
Ina Sekuritas menetapkan target harga baru untuk saham BTN di Rp1.430 per saham, sembari mencermati penurunan proyeksi pertumbuhan kredit dari 14% menjadi 7–8% akibat ketidakpastian program subsidi perumahan dan penurunan rasio loan to deposit (LDR).
Sementara itu, Macquarie pada 22 Mei 2025 mempertahankan rekomendasi outperform dengan target harga Rp1.385. UOB KayHian dan Sinarmas Sekuritas memberikan rekomendasi buy dan neutral dengan target harga masing-masing Rp1.420 dan Rp1.350.
Secara keseluruhan, terdapat 17 analis yang merekomendasikan beli untuk saham BTN, 6 menyarankan tahan, dan 1 menyarankan jual.
Kinerja Kuartal I/2025 Solid, Kredit Perumahan Jadi Motor
Secara fundamental, BTN mencatat laba bersih sebesar Rp904 miliar pada kuartal I/2025, tumbuh 5,1% secara tahunan dari Rp860 miliar di periode yang sama tahun lalu. Presiden Direktur BTN, Nixon LP Napitupulu, menyebut pertumbuhan ini didorong ekspansi kredit yang stabil serta penguatan fundamental keuangan perseroan.
“BTN tetap menjalankan strategi secara konsisten di tengah ketatnya persaingan likuiditas dan biaya dana tinggi, sehingga mampu menjaga kinerja positif,” jelas Nixon dalam pernyataan resmi, Kamis (24/4/2025).
Kredit dan pembiayaan BTN tumbuh 5,5% YoY menjadi Rp363,11 triliun dari Rp344,24 triliun. KPR subsidi naik 7,6% menjadi Rp179,70 triliun, sementara KPR non-subsidi tumbuh 8,1% menjadi Rp106,80 triliun.
Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN juga tumbuh 7,5% YoY menjadi Rp384,70 triliun. Porsi dana murah (CASA) tumbuh 10,1% YoY menjadi Rp196,67 triliun, meningkatkan kontribusinya terhadap total DPK dari 49,9% menjadi 51,1%. Hal ini membantu menurunkan cost of fund BTN dari 4,2% menjadi 4,0% pada Maret 2025.