Saham Bank Catat Cuan Gede hingga 25%, Masih Ada Peluang Lanjutan?

4 Min Read

Sejumlah saham bank di Indonesia berhasil mencetak imbal hasil (return) lebih dari 10% dalam setahun terakhir, di tengah transisi menuju kebijakan moneter yang lebih longgar. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) hingga PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) masuk dalam jajaran emiten dengan kinerja gemilang. Namun, apakah masih ada ruang untuk cuan selanjutnya?

Mengacu pada data Bloomberg, Kamis (22/5/2025), dari 104 saham dalam indeks IDX Financials yang meliputi perbankan, pembiayaan, hingga asuransi, terdapat 10 saham bank dengan kontribusi terbesar terhadap indeks. Dari kelompok itu, enam di antaranya mencatatkan return positif dalam setahun terakhir.

- Advertisement -

Daftar Saham Bank dengan Return Tertinggi:

  • BRIS: Return 25,22%, kontribusi terhadap indeks 6,45%.
  • NISP: Return 20,13%, kontribusi 1,68%.
  • PNBN: Return 10,05%, kontribusi 1,54%.
  • BNGA: Return 8,7%, kontribusi 2,45%.
  • BBCA: Return 7,28%, kontribusi terbesar kedua 12,87%.
  • BBNI: Return 3,04%, kontribusi 4,54%.

Sebaliknya, empat saham lainnya membukukan kinerja negatif. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), yang menyumbang 28,35% terhadap indeks, turun 0,58%. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) merosot 0,67%, Bank Jago (ARTO) anjlok 14,04%, dan Bank Mega (MEGA) terkoreksi tajam 28,78%.

Meski beberapa saham sudah reli cukup tinggi, analis masih melihat peluang lanjutan. Konsensus analis Bloomberg menetapkan target harga baru beberapa emiten bank dengan potensi upside menarik:

- Advertisement -
  • BRIS: Potensi return 19,6% ke target harga Rp3.521.
  • PNBN: Potensi return 29,2% ke target harga Rp1.550.
  • BNGA: Potensi return 15,5% ke Rp2.102.
  • BBCA: Potensi return 15,2% ke Rp11.172.
  • BBNI: Potensi return 18,9% ke Rp5.352.

Optimisme terhadap sektor perbankan juga mendapat dorongan dari kebijakan Bank Indonesia yang kembali memangkas suku bunga acuan menjadi 5,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2025. Ini merupakan pemangkasan kedua pada tahun ini setelah penurunan di Januari 2025, menandai langkah lanjutan BI dalam mendukung likuiditas dan pertumbuhan ekonomi.

Kondisi pasar pun menunjukkan reaksi positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (22/5/2025) ditutup menguat 0,67% atau naik 47,86 poin ke level 7.142,46. IHSG bergerak di rentang 7.109,22 hingga 7.170,72, dengan total nilai transaksi mencapai Rp15,42 triliun dan volume 25,98 miliar lembar saham dalam 1,37 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.380 triliun.

Saham Perbankan Rebound:

  • BBCA naik 2,37%.
  • BMRI menguat 0,93%.
  • BBRI naik 1,19%.
  • BBNI menguat 1,57%.

Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, menjelaskan bahwa penurunan BI Rate menjadi katalis positif untuk sektor-sektor terkait seperti perbankan, properti, dan otomotif.

“Untuk sektor perbankan, penurunan suku bunga akan menekan cost of fund dan memperbaiki margin bunga bersih (NIM) bank,” jelasnya. Ia juga menambahkan, sektor otomotif berpotensi bangkit dari tekanan daya beli lemah dan suku bunga tinggi. Sedangkan di sektor properti, emiten yang menyasar kelas menengah bawah akan lebih terbantu dengan suku bunga rendah karena memudahkan akses pembiayaan.

Dengan kebijakan moneter yang lebih akomodatif, prospek saham perbankan dinilai masih terbuka, apalagi bagi investor yang mencari peluang dari saham-saham dengan fundamental kuat dan valuasi menarik.

Share This Article