Siloam dan Mayapada Adu Capex Rp2 Triliun, Siap Tancap Gas di Tengah Inflasi Medis

3 Min Read

Dua emiten layanan kesehatan, PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) dan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) selaku pengelola RS Mayapada, bersaing agresif dalam menggelontorkan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk menggenjot kinerja di tengah tekanan inflasi medis yang terus meningkat.

Laporan Health Trends 2025 yang dirilis Mercer Marsh Benefit memproyeksikan inflasi medis di Indonesia bakal menyentuh angka 19%, naik dari 17,9% pada 2024. Lonjakan ini turut mendorong peningkatan klaim kesehatan, yang berimbas besar terhadap sektor rumah sakit dan asuransi.

- Advertisement -

Mengantisipasi tantangan tersebut, Siloam (SILO) menargetkan penguatan fasilitas kesehatan berbasis teknologi tinggi. Salah satu langkah terbarunya adalah pengoperasian Robot Da Vinci XI untuk keperluan bedah di RS Siloam Kebon Jeruk.

CEO Hospitals Group Caroline Riady mengungkapkan, pada 2025 SILO akan menghadirkan sedikitnya tiga teknologi robotik baru untuk memperkuat layanan medis. “Kami akan menghadirkan brain robot, robot lutut di RS Siloam Mampang dan Kebon Jeruk, serta robot rekam medis untuk mendukung pasien pascastroke dan pascakecelakaan,” jelasnya dalam paparan publik, Rabu (11/6/2025).

Caroline menambahkan, penyebaran teknologi ini dilakukan secara strategis berdasarkan keahlian tenaga medis di masing-masing rumah sakit.

- Advertisement -

Untuk menunjang proyek ini, Direktur SILO Daniel Phua menyampaikan bahwa perseroan mengalokasikan capex senilai Rp2 triliun pada tahun ini. Dana tersebut tidak hanya digunakan untuk pengembangan teknologi robotik, tetapi juga untuk penambahan kapasitas tempat tidur di rumah sakit.

Hingga kuartal I/2025, sekitar Rp400 miliar dari capex tersebut telah terserap. Dengan investasi ini, SILO membidik pertumbuhan pendapatan double digit secara organik. “Kami optimistis bisa mencapai pertumbuhan di kisaran low to middle double digit,” ujar Daniel.

Langkah ekspansif serupa juga diambil oleh SRAJ. Emiten pengelola RS Mayapada ini menganggarkan belanja modal lebih dari Rp2 triliun untuk mendukung proyek ekspansi jangka menengah.

Direktur Utama SRAJ Navin Sonthalia mengatakan, dana tersebut dialokasikan untuk menyelesaikan pembangunan Mayapada Hospital Jakarta Selatan Tower 3, memulai proyek Mayapada Pulau Batam International Hospital, serta persiapan operasional Mayapada Hospital Jakarta Timur yang ditargetkan mulai beroperasi pada awal 2026.

“Capex tahun ini mayoritas untuk Mayapada Hospital Jakarta Selatan Tower 3 dan proyek awal di Batam,” jelas Navin dalam paparan publik daring, Kamis (5/6/2025).

Navin menambahkan bahwa total capex Rp2 triliun tersebut akan digelontorkan secara bertahap selama 2–3 tahun ke depan. Sementara untuk keperluan operasional, sekitar 15–20% dari pendapatan dialokasikan sebagai belanja rutin.

Meski optimistis terhadap pertumbuhan double digit pada 2025, Navin menekankan bahwa realisasi kinerja tetap akan sangat bergantung pada dinamika industri. “Proyeksi pertumbuhan dua digit yang lebih besar masih bergantung pada situasi bisnis. Beberapa proyek baru akan berjalan mulai tahun 2027,” pungkasnya.

Share This Article