BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) menargetkan hasil investasi yang lebih tinggi pada tahun 2025, dengan proyeksi mencapai Rp61 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 10,35% dibandingkan target investasi tahun sebelumnya yang berada di angka Rp55,28 triliun.
Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, Oni Marbun, menyampaikan bahwa capaian hasil investasi hingga kuartal I-2025 telah mencapai Rp12,37 triliun, atau sekitar 20,28% dari target tahunan. Capaian ini dianggap sebagai langkah awal yang positif dalam upaya memenuhi target investasi tahun ini.
Di sisi lain, total dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan tercatat sebesar Rp801,32 triliun per akhir kuartal pertama tahun ini. Nilai tersebut tumbuh sekitar 10% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Terkait strategi investasi, BPJS Ketenagakerjaan masih memprioritaskan penempatan dana pada surat utang, yang menyumbang porsi terbesar yaitu 75,99% dari total portofolio. Disusul oleh instrumen deposito sebesar 12,76%, saham 6,79%, reksadana 4,13%, properti 0,26%, dan penyertaan langsung sebesar 0,07%.
Oni menegaskan bahwa diversifikasi investasi dilakukan untuk mengurangi risiko dan mengoptimalkan hasil investasi jangka panjang. Pendekatan ini juga dianggap penting guna memastikan keberlangsungan pembayaran manfaat kepada seluruh peserta.
“Strategi investasi berbasis kewajiban (liability driven investment) menjadi fondasi utama kami. Penempatan aset dilakukan secara terarah untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan panjang berdasarkan profil peserta,” jelasnya.