Tarif Trump Picu Ketidakpastian, The Fed Ogah Turunkan Suku Bunga

3 Min Read

Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump menjadi faktor utama dalam pertimbangan The Fed untuk tidak menurunkan suku bunga pada pertemuan 17–18 Juni 2025 mendatang.

Dalam pernyataan yang dikutip dari Reuters pada Selasa (27/5/2025), Kashkari menegaskan pentingnya menjaga suku bunga acuan tetap stabil hingga terdapat kejelasan lebih lanjut mengenai dampak dari kenaikan tarif terhadap inflasi. Ia juga memperingatkan risiko dari guncangan harga pasokan yang bersumber dari keputusan pemerintah, yang menurutnya tak bisa diabaikan begitu saja.

- Advertisement -

“Guncangan besar yang disebabkan tarif Presiden Trump serta ketidakpastian kebijakan perdagangan AS telah menciptakan dilema bagi bank sentral: apakah harus memprioritaskan penanggulangan inflasi atau mendorong pertumbuhan ekonomi?” ujar Kashkari.

Ia mengungkapkan bahwa perdebatan internal di tubuh The Fed tengah berlangsung. Beberapa pengambil kebijakan melihat dampak tarif sebagai tekanan inflasi sementara, dan mendorong penurunan suku bunga untuk menjaga momentum ekonomi.

Namun, ada pula yang bersikap lebih hati-hati, mempertimbangkan bahwa proses negosiasi perdagangan kemungkinan akan berlangsung lama dan penuh ketidakpastian.

Kashkari sendiri mengelompokkan dirinya dalam barisan yang skeptis terhadap penyelesaian cepat dalam perundingan dagang.

- Advertisement -

“Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Bisa saja terjadi aksi saling balas kenaikan tarif antar mitra dagang,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menilai bahwa tarif atas barang setengah jadi berpotensi memberikan dampak bertahap terhadap perekonomian. Dalam konteks inflasi yang telah melampaui target 2% selama empat tahun terakhir, kekhawatiran kini muncul mengenai kemungkinan terjadinya de-anchoring terhadap ekspektasi inflasi jangka panjang.

“Atas dasar itu, mempertahankan suku bunga kebijakan pada level saat ini, yang tampaknya hanya sedikit membatasi, merupakan langkah yang bijak sampai ada kepastian mengenai arah kebijakan tarif dan konsekuensinya terhadap inflasi serta aktivitas ekonomi,” jelas Kashkari.

Ia juga menegaskan bahwa, secara pribadi, ia lebih meyakini pendekatan yang menunggu kejelasan sebelum melakukan penyesuaian kebijakan.

Saat ini, The Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,25%–4,50% sejak Desember 2024. Para pejabat bank sentral terus berupaya menganalisis dampak lanjutan dari kebijakan perdagangan Presiden Trump, yang memicu kekhawatiran akan lonjakan inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat.

Share This Article