PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) kembali mencuri perhatian pasar setelah mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman senilai US$800 juta bersama BPI Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) pada Selasa (17/6/2025).
Melansir laporan Stockbit Sekuritas yang mengutip Reuters, kesepakatan tersebut bertujuan menjajaki potensi investasi dalam proyek pembangunan pabrik klor–alkali (chlor-alkali) dan etilen diklorida (ethylene dichloride / EDC) yang akan dikelola oleh anak usaha TPIA.
Pabrik ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 400.000 metrik ton soda kaustik (natrium hidroksida) dan 500.000 metrik ton etilen diklorida. Proyek tersebut diyakini menjadi bagian dari strategi ekspansi jangka panjang TPIA di sektor petrokimia nasional.
Saham TPIA Melonjak di Awal Perdagangan
Sentimen positif dari penandatanganan MoU ini langsung tercermin pada pergerakan saham TPIA. Pada awal sesi perdagangan Selasa (17/6), tepatnya pukul 09.05 WIB, saham TPIA tercatat naik 4,29% ke level Rp10.325. Volume perdagangan saham mencapai 8,91 juta lembar dengan total nilai transaksi menembus Rp90 miliar.
Proyeksi Harga & Sentimen Pasar
Oktavianus Audi Kasmarandana, VP, Head of Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, menyampaikan bahwa secara teknikal, saham TPIA diperkirakan akan bergerak stagnan di kisaran Rp9.500–Rp11.000 dalam jangka pendek. Sementara untuk jangka menengah, rentang pergerakan diprediksi melebar ke Rp10.000–Rp12.500.
Menurut Audi, ada dua sentimen utama yang mendorong prospek kinerja TPIA:
- Ekspansi Kapasitas Produksi: Proyek pabrik CA–EDC akan mendorong total kapasitas produksi TPIA menjadi 4 juta ton, langkah signifikan di tengah dominasi impor kimia yang mencapai 8–10 juta ton per tahun.
- Permintaan Stabil: Produk etilen, propilena, dan turunannya menunjukkan permintaan yang relatif stabil, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 2%–3,5%.
Meski demikian, Audi mengingatkan bahwa kelebihan pasokan (oversupply) etilen dan propilena, khususnya dari China yang produksinya mencapai 31,8 juta ton, serta tekanan dari pasokan Amerika Serikat, dapat menggerus margin spread TPIA.
“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kami merekomendasikan speculative buy untuk saham TPIA dengan target harga Rp11.000,” ujar Audi menutup analisanya.