PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) resmi mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 untuk melaksanakan program pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai maksimal Rp3 triliun.
Direktur Wholesale and International Service Telkom, Honesty Bashir, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan strategi untuk mendongkrak harga saham TLKM yang dinilai masih berada di bawah nilai wajar (undervalue).
“Salah satu cara kita untuk bertahan adalah dengan menaikkan harga saham yang masih undervalue,” ungkap Honesty dalam konferensi pers usai RUPST, Selasa (27/5/2025).
Program buyback ini akan berlangsung selama 12 bulan, terhitung mulai 28 Mei 2025 hingga 27 Mei 2026.
Menurut Honesty, transformasi yang dijalankan Telkom dalam tiga tahun terakhir menjadi fondasi kuat untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan kinerja saham di pasar modal.
“Kami optimistis bahwa inisiatif ini akan berdampak positif terhadap harga saham TLKM ke depan,” tambahnya.
Pada perdagangan 28 Mei 2025, saham TLKM ditutup melemah 0,35% ke level Rp2.820, namun tetap menarik minat investor asing dengan mencatatkan net buy senilai Rp327 miliar.
Sementara itu, Mandiri Sekuritas merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp3.500. Menurut mereka, Telkom baru saja mengumumkan pembagian dividen senilai Rp212,5 per saham, mencerminkan dividend yield 7,5% dan pertumbuhan dividen per saham (DPS) sebesar 19% year-on-year.
“Telkom juga menyetujui buyback saham hingga Rp3 triliun dan melakukan restrukturisasi besar di jajaran direksi dan komisaris,” tulis Mandiri Sekuritas dalam Investor Digest.
Bagi Dividen Jumbo & Reshuffle Manajemen
Dalam RUPST tersebut, Telkom juga mengesahkan pembagian dividen tunai sebesar Rp21,05 triliun atau setara Rp212,5 per saham, yang merepresentasikan 89% dari laba bersih tahun buku 2024. Berdasarkan harga saham per 28 Mei 2025, dividend yield-nya mencapai 7,53%.
Tak hanya itu, Telkom turut melakukan perombakan signifikan di struktur manajemen. Angga Raka Prabowo ditunjuk sebagai Komisaris Utama, menggantikan Bambang PS Brodjonegoro. Sementara Dian Siswarini resmi menjabat Direktur Utama, menggantikan Ririek Adriansyah.
Menariknya, dari delapan direktur baru yang diangkat, setengahnya berasal dari luar Telkom Group, termasuk direktur utama dan direktur keuangan/manajemen risiko, mencerminkan komitmen Telkom terhadap profesionalisme dan penyegaran kepemimpinan.
Honesty menegaskan, transformasi Telkom mencakup pembangunan data center, modernisasi infrastruktur, hingga berbagai inisiatif digital guna menjadikan perusahaan sebagai motor utama akselerasi ekonomi digital di Indonesia.
“Menjadikan Telkom sebagai akselerator ekonomi digital nasional adalah prioritas kami,” pungkasnya.